Jumat, Januari 02, 2009

DAULAH ABASIYAH Oleh : Kang Badrun

DAULAH ABASIYAH

Daulah Abbasiyah adalah suatu dinasti yang menguasai dunia Islam pada masa klasik dan pertengahan islam, kemudian dikenal juga dengan sebutan Daulah Abasiyah. Daulah ini berkibar setelah menumbangkan Dinasti Umayah. Dimanakan dinasti Abasiyah, karena para pendirinya adalah keturunan Abbas (Bani Abbas) paman nabi Muhammad SAW dan pendirinya adalah Abu Abbas As –Saffah. Pada zaman Daulah Abbasiyah inilah masa kejayaan dan masa keemasan islam mencapai puncaknya.
http://marihanafiah.wordpress.com
Sejarah peralihan kekuasaan dari Daulah Umaiyah ke Daulah Abbasiyah ini bermula ketika bani Khasim menuntut kepemimpinan islam berada ditangan mereka, karena mereka lebih berhak karena sebagai keluarga Nabi.Tuntutan ini bergerak dan menjelma ketika Bani Umayah naik tahta dengan mengalahkan Ali Bin Abi Thalib dan bersikap keras terhadap bani Khasim. Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah Bani Umayah (717-720) telah memberi peluang kepada gerakan ini untuk menyusun dan merencanakan gerakan ini lebih nyata, dan pemimpin gerekan ini, Ali Bin Abdullah bin Abbas yang kemudian digantikan oleh anaknya Muhammad, ia telah memperluan gerakannya, kemudian ia telah menetapkan tiga kota sebagai pusat pergerakan, Khurasan sebagai pusat oprasional, Kuffah sebagai pusat penghubung, dan Humayyah sebagai pusat perencanaan. Muhammad wafat kemudian digantikan Ibrahim al –Imam, dan kebijakan yang telah diambilnya adalah memilih panglima perang yang handal yaitu Abu Muslim al –Khurasan, kemudia Ibrahim Al –Imam ini tertangkap oleh pemerintah Daulah Umayah dan dipenjarakan kemudian meninggal dan digantikan oleh Abu Abbas (Saudaranya )
Masa pergerakan untuk merebut dari Daulah Umayah ini terjadi pertempuran yang melibatkan dua kubu tentara Abasiyah dan Umayah, bertempur dekat sungan Zab bagian hulu dan dalam pertempuran itu kemenangan ada difihak bani Abbas dan bala tentaramya, sehingga bergerak dan masuk ke negeri Syam (Suriah) dan disinilah kata demi kota ditaklukan.
Priode tahun 132 H / 750 Daulah Abbasiyah berdiri dan Abu Abbas as-Saffah sebagai khalifah pertamanya. Daulah ini berdiri selama lima abad lebih 132 H s-d 656 H, masa yang sangat panjang itu, telah mengalami perubahan-perubahan pola pemerintahan dalam politik, sosial, budaya.
Berdasarkan perbedaan karakteriktik dari politiknya, maka sejarawan membagi masa Daulah Abasiyah ini pada lima priode.
Priode pertama: 750 M-847 M
Pada priode ini mengalami beberapa pergantian kepemimpinan sebanyak 9 kali , diantaranya : Abu Abbas as-Saffah, Abu Ja’far al –Mansur, al-Mahdi, al-Hadi, Harun al-Rasyid, al-Amin, al-Ma’mun, al-Mutasim dan Al Wasiq.
Abu Abbas as-Safah pada masa pemerintahannyaia sangat keras dalam menghadapi lawan-lawan politiknya, seperti dari kalangan bani Umayah, Khawarij dan Syiah . Upaya dalam mengamankan kekuasaannya diantaranya, adalah :
1. Tokoh-tokoh yang dianggap berlawanan dan tidak sejalan, akan dikucilkan dan disingkirkan
2. Memantapkan stabilitas negara yang baru berdiri dengan memindahkan ibukota dari Khurasan ke Kuffah
Mangangkat aparat eksekutif dan yudikatif, protoKol negara, sekretaris negara, kepolisian negara, dan angkatan bersenjata.
3 Mengangkat hakim pada kehakiman negara
4. Mengembangkan tugas jawatan pos, mengatur surat, menghimpun seluruh informasi didaerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berlangsung lancar, institusi ini bertugas melaporkan kegiatan Gubernur setempat pada khalifah
5. Jabatan Wazir menggabungkan fungsi perdana menteri dan aparat dalam negeri, dan karakteristik daualah ini, dalam manyelesaikan persoalan-persoalan administarasi lebih banyak ditangani keluarga Persia
6. Berusaha kembali menaklukan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri
7. Menetapkan keamanan di perbatasan-perbatasan dengan merebut benteng-benteng di asia,Malatia, Coppadecia dan Sisilia tahun 756-758
Puncak popularitas Daulah Abasiyah ini pada zaman khalifah Harun al-Rasyid 786-809 dan putranya Al-Ma’mun 813-833 dan Daulah ini sangat nenekankan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan daerah yang memang telah luas, akibat dari kebijakan yang diambilnya ini propinsi-propinsi yang berada di pinggiran wilayah yang menjadi kekuasaan islam mulai terlepas dari genggaman mereka, karena tidak ada pengawasan dan pembinaan dari pemerintah pusa. Terdapat dua bentuk kasus yang terjadii pada pemerintahan Abbasiyah ini, antara lain :
1. Pemimpin local memimpin suatu pemberontakan dan berhasil pemberontakan tersebut, maka pemerintahan tersebut memerdekakan diri.
2. Orang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah menjadi sanyat kuat, maka gubernur tersrbut memperoklamirkan sebagai pemimpin dan memerdekakan diri.
Pada masa khalifah Al-Mahdi perekonomian sangat meningkat dengan dibangunnya irigasi, sehingga dapat menghasilkan hasil-hasil pertanianyang lebih baik dibanding masa sebelumnya hubungan dengan negara-negara tetangga timur dan barat diperkuat, dan mengelola sumber daya alam secara tepat, sehingga devisa negara bertambah. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi adalah pada zaman Harun Al-Rasyid, kesejahteraan sosilan, pendidikan,kesehatan,ilmu pengetahuan secara keseluruhan meningkat secara tajam.
Kebudayaan dan kesusasteraan pada masa inilah menempatkan diri sebagai kerajaan yang terkuat yang tidak tersaingannya oleh negara manapun.
Al Mu’tasim, khalifah berikutnya (833-842) telah memberi peluang kepada orang-orang Turki masuk dalam pemerintahannya, serta mengadakan sistim ketentaraan dengan dibolehkannya orang-orang Turki masuk tentara sehingga banyak diantara mereka menjadi tentara yang professional. Kekuatan dinastii Abbas ini menjadi sangat kuat, tetapi pada akhirnya kekhalifahannya sangat dipengaruhi dan menjadi boneka ditangan orang-orang turki.
Khalifah Al Wasiq ( 833-842 ) mencoba melepaskan diri dari dominasi tentara Turki tersebut dengan usaha memindahkan ibukota ke Samarkan, tetapi usaha itu sia-sia., dan tetap saja berada dalam dominasi bangsa Turki.
Fakror-faktor yang mendorong Daulah Abbasiyah mencapai masa kejayaannya., antara lain:
1. Terjadinya asimilasi dalam Daulah Abbasiyah( berpartisipasinya unsure-unsur non arab) terutama bangsa Persia dalam membangun peradaban Islam.
2. Dari kebijakan Daulah Abasiyah yang berorientasi kepada pembangunan peradaban dari pada melakukan perluasan wilayah.
3. Kebudayaan Persia telah memberikan Khazanah peradaban Isalm dalam bidang keilmuan dan pemerintahan yang sejak lama sudah berkembang.
4 Banyak penulis Persia memelopori perkembangan dalam islam, misalnya Abu Hanifah dalam bidang hukum islam,. Sibawaih dalam bidang gramatika bahasa ArabKisai dalam bidang kiraat.
Khazanah kebudayaan India telah memberi warna terhadap peradaban Islam dengan masuknya ilmu kedokteran, perbintangan, matematika. Dan masuknya budaya Yunani karena masuk Islam ke kota Jundiskapur, Haran, Antokia, dan Iskandariyah , seperti Jundiskapur, kedokteran, Iskandariah, Filsafat ,dan Haran metematik dan ilmu falak.
Semuanya itu berkembang dengan sarana yang disediakan kebudayaan Arab, yaitu keagamaan dan bahasa, Perkembangan ilmu pengetahuan sangat cepat setelah Khalifah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai dan dikengkapi dengan perpustakaan yang besar diantaranta Baitu Al-hikmah. Darul hikmah yang didirikan Harun Ah- Hikmah. Pada pemerintahan Al Makmun perpustakaan yang didirikan ayahnya lebih menyerupai sebuah Universitas dimana terdapat berbagai kitab agama dan kitab-kitab ilmu pengetahuan lainnya secara lengkap, orang-orang datang keperpustakaan dengan tujuan untuk membeca, menulis serta berdiskusi. Perpustakaan ini berfungsi untuk melakukan penerjemahan terutama pada bidang kedokteran, filsafat, matematika, astronomi dan ilmu alam, sehingga dalam perkembangan selanjutnya Islam telah mengembangkan ilmu-ilmu yang telah diterjemahkan tersebut dan mendapatkan temuan-temuan ilmu baru , disinilah sumbangsih Islam, berupa ilmu dan peradaban terhadap dunia.
Pada masa periode ini banyak gerakan yang mengganggu stabilitas baik dari kalangan bani Abbas atau pun dari luar sepertib revolusi Khawarij, di Afrika utara, gerakan jindik, gerakan syiab dan konflik-konflik bangsa serta aliran pemikiran agama, itu semua dapat di tumpas.
Dengan tercapainya puncak kejayaan telah mendorong para penguasa hidup bermewah-mewah dan cenderung berfoya-foya, pola hidup yang seperti itu dicontoh oleh generesi mudanya baik dari kalangan pejabat dan anak-anaknya. Terjadi jurang pemisah antara si kaya dan si mislkin sehingga memberi peluang kepada para tentara untuk mengambil kendali pemerintahan. Kondisi seperti ini memberi peluang runtuhnya kekuasaan Daulah Abbasiyah dan merupakan awall keruntuhan dinasti ini, walaupun usianya masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun lagi.

Bersambung.


Sumber web master:
http://www.marihanafiah.wordpress.com/