Makalah ini terwujud berkat adanya bantuan dan kerjasama serta bimbingan yang tidak ternilai harganya dari teman-teman. Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada dosen pambimbing bidang studi Hadist Tarbawi yaitu Ibunda Dra. Liliek Channa A.W. M.Ag. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini sehingga wawasan dan pengetahuan penulis bertambah.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah wawasan kita khususnya dalam materi tentang “Kedudukan Ilmuwan“
Bojonegoro 31 juli 2009
Penulis
BAB I
PEMBUKAAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam kehidupan kita sehari-hari kita mengenal kata Ilmuwan/Ulama’. Dimana arti Ilmuwan/Ulama’ adalah orang yang ‘Alim Atau mengetahui , Ulama/Ilmuwan bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan manusia. Bukan pula orang yang didudukan di lembaga bentukan pemerintahan dengan subsidi dana. Namun kosa kata al Ulama berasal dari Kalamullah dan memiliki arti dan kedudukan sangat terhormat disisi Rabb.
Ilmu adalah cahaya yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Dengan keberadaan bahwa agama (Islam) begitu tinggi dalam memposisikan ilmu, tidak diragukan lagi bahwa kedudukan orang yang berilmu pun di sisi Allah memiliki derajat yang lebih tinggi dari orang-orang yang tidak berilmu. Demikian mulia kedudukan orang yang berilmu, sehingga dalam al-Qur’an dan Hadispun banyak yang menjelaskan hal tersebut.
B. Pokok Permasalahan.
Sebagaimana yang Penulis uraikan dalam latar belakang masalah di atas, dalam makalah ini akan kami bahas beberapa masalah Yang terkait dengan Kedudukan Ilmuwan/Ulama’ dan Bagaimana Islam MemposisikanNya.
BAB II
PEMBAHASAN
KEDUDUKAN ULAMA’/ILMUWAN
A. Teks Hadits:
“Dan sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi. Dan sungguh para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, hanya saja mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya (ilmu tersebut) berarti dia telah mengambil bagian ilmu yang banyak.”
Hadits di atas Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6298 dari Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu)
“Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata (Syarh Riyadhish Shalihin, 3/434): “Tidaklah mewarisi dari para nabi kecuali para ulama. Maka merekalah pewaris para nabi. Merekalah yang mewarisi, ilmu, amal dan tugas membimbing umat kepada syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Secara bahasa, ulama berasal dari kata kerja dasar ‘alima (telah mengetahui); berubah menjadi kata benda pelaku ‘alimun berarti orang yang mengetahui (mufrad/singular) dan ulama (jamak taksir/irregular plural). Berdasarkan istilah, pengertian ulama dapat dirujuk pada al-Quran. Yang sangat masyhur dalam hal ini adalah :
Merujuk dari Nash yang jelas tentang lafadz al Ulama dalam al Quran di atas adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah dalam rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat. Mereka sangat berhati-hati dalam ucapan dan tindakan karena memiliki sifat wara, khowasy dan ’arif.
Kata al Ulama bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan manusia. Bukan pula orang yang didudukan di lembaga bentukan pemerintahan dengan subsidi dana. Namun kosa kata al Ulama berasal dari Kalamullah dan memiliki arti dan kedudukan sangat terhormat disisi Rabb.
A. Kedudukan Ulama
1. Orang yang berkedudukan tinggi di sisi Aloh.Hal ini sebagaimana penegasan sekaligus janjiAllah Subhanahu wa Ta’ala kepada Ulama’ dalam firmannya yaitu Surat Al Mujaddalah Ayat 11:
Artinya:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata dalam tafsirnya: “Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengangkat ahlul ilmi dan ahlul iman beberapa derajat, sesuai dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala khususkan kepada mereka (berupa ilmu dan iman).”
2. Orang Yang paling khasyyah/Taqwa kepada Alloh.
Sebagaimana dalam Q.S Fathir: 28 Alloh memuji Ulama dengan firmannya yang berbunyi:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari Ayat dan hadis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Rosulillah memberikan gambaran akan Kedududkan Ulama’ sebagai Pewarisnya yakni dalam hal Khosyahnya kepada Alloh.
3. Orang yang paling peduli terhadap umat.
Firman Alloh:
Dalam Ayat ini sangat jelas kedudukan Ulama, sebagai Orang yang Sangat peduli Pada Umat, Karena Di dunia ini tiada Orang yang sangat getol mengumandangkan ‘Amar Ma’rur dan Nahi Mungkar selain para Ulama’.
“Yahya bin Mu’adz Ar-Razi rahimahullahu berkata (Mukhtashar Nashihat Ahlil Hadits, hal. 168): “Para Ulama itu lebih belas kasihan terhadap umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada bapak-bapak dan ibu-ibu mereka.” Ditanyakan kepadanya: “Bagaimana demikian?” Dia menjawab: “Bapak-bapak dan ibu-ibu mereka menjaga mereka dari api di dunia, sedangkan para ulama menjaga mereka dari api di akhirat.”
“Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: “Kalau tidak ada para ulama, sungguh umat manusia akan menjadi seperti binatang.”
“Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata dalam tafsirnya:Ini adalah pelajaran adab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya tentang sikap dan perbuatan mereka yang tidak pantas. Seharusnya, apabila datang kepada mereka berita penting yang terkait dengan kepentingan umat, seperti berita keamanan dan hal-hal yang menggembirakan orang-orang yang beriman, atau berita yang mengkhawatirkan/ menakutkan, yang di dalamnya ada musibah yang menimpa sebagian mereka, hendaknya mereka memperjelas terlebih dahulu akan kebenarannya dan tidak tergesa-gesa menyebarkannya.
Selain Kedudukan Ulama sebagaimana Penjelasan Ayat dan Hadis di atas, kedudukan mereka dalam agama berikut di hadapan umat, merupakan permasalahan yang menjadi bagian dari agama.
“Para ulama adalah lentera hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala, lambang2 sebuah negara, lambang kekokohan umat, sumber ilmu dan hikmah, serta mereka adalah musuh syaithan. Dengan ulama akan menjadikan hidupnya hati para ahli haq dan matinya hati para penyeleweng. Keberadaan mereka di muka bumi bagaikan bintang-bintang di langit yang akan bisa menerangi dan dipakai untuk menunjuki jalan dalam kegelapan di daratan dan di lautan. Ketika bintang-bintang itu redup (tidak muncul), mereka (umat) kebingungan. Dan bila muncul, mereka (bisa) melihat jalan dalam kegelapan.”
Dari ucapan Al-Imam Al-Ajurri di atas jelas bagaimana kedudukan ulama dalam agama dan butuhnya umat kepada mereka serta betapa besar bahayanya meninggalkan mereka, Orang yang paling peduli terhadap umat.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa secara istilah Merujuk dari lafadz al Ulama dalam al Quran adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat mengenal keagungan Allah. Kata al Ulama bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan manusia.
Ilmuwan/Ulama’ adalah Orang yang berkedudukan tinggi di sisi Aloh, Orang Yang paling khasyyah/Taqwa kepada Alloh, dan Ulama’ adalah rujukan umat serta pembimbing mereka ke jalan yang benar. Selain Kedudukan Ulama sebagaimana Penjelasan di atas, kedudukan mereka dalam agama berikut di hadapan umat, merupakan permasalahan yang menjadi bagian dari agama. Mereka adalah orang-orang yang menjadi penyambung umat dengan Rabbnya, agama dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
B. Saran.
Setelah kita mengetahui sedemikian Agung dan pentingnyanya kedudukan serta keberadaan Ilmuwan/Ulama’ dalam kehidupan kita, termasuk perkara yang sangat penting untuk kita ketahui dan pahami adalah manzilah (kedudukan) ahlul ilmi yang mulia di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga kita bisa beradab terhadap mereka, menghargai mereka dan menempatkan mereka pada kedudukannya. Itulah tanda barakahnya ilmu dan rasa syukur kita dengan masih banyaknya para ulama di zaman ini.
On Line Searc Enggine:
- Al Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An Nawawi, Ulama Pelita dalam Kegelapan, Syariah, Kajian Utama, 05 - Februari - 2005, 02:57:12
- In http:// http://www.asysyariah.com/
- Jamaluddin Mohammad , Ulama Pewaris Para Nabi, Minggu, 2007 Okt. 07 In: http://wong-cirebon.blogspot.com/
- Al-Ustadz Abul ‘Abbas Muhammad Ihsan, Kedudukan Ulama’ dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, 15/03/2009 In: http://belajaralislam.wordpres.com/
- Yusuf Burhanudin, Mendaur Ulang Misi Ulama, Apr/ 3/ 2008 3:56 pm: In: http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16
- Velafa, Kedudukan Ilmu dan Ulama dalam Cahaya Sunah, Selasa, 2008 Nov 25, In: http://velafa.blogspot.com
- Ulama ahlus sunnah, Pewaris Para Nabi & Rintangan dalam Menuntut Ilmu, In: http://al-aisar.com
- Muhammad Kasim Saguni, SYEKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL UTSAIMIN (ULAMA PEMERSATU UMMAT DAN DA'I TELADAN), Rabu, 2008 November 26, In: http://www.qasimsaguni.co.cc
0 Post a Comment:
Posting Komentar