Oleh: Badrun
A. Pendahuluan
Gerakan 30 September (G30S) 1965 merupakan peristiwa penting dalam sejarah
Indonesia yang berujung pada pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam, tetapi juga menjadi
pengingat kuat akan bahaya komunisme di Indonesia.
Dengan kemajuan teknologi dan informasi, Generasi Z—kelompok usia yang
lahir pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an hingga awal 2010-an—memiliki
akses luas terhadap informasi. Namun, aliran informasi yang deras ini sering
kali dibarengi dengan penyebaran informasi yang tidak lengkap atau menyesatkan.
Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi Generasi Z tentang bahaya
komunisme melalui peringatan kekejaman G30S/PKI.
B. Kajian Pustaka
Dalam kajian historis tentang G30S/PKI, banyak penulis dan sejarawan
seperti Nugroho Notosusanto dan Julius Pour mengungkapkan pandangan dari sudut
pandang berbagai pihak mengenai peristiwa ini.
Buku dan artikel ilmiah berfokus pada kronologi kejadian, siapa yang
terlibat, dan dampak sosial politiknya terhadap masyarakat Indonesia. Penulisan
sejarah selama era Orde Baru menunjukkan PKI sebagai pelaku utama, sementara
setelah Reformasi, banyak versi lain yang muncul, membuat interpretasi
masyarakat menjadi beragam.
Literatur ini penting untuk memberikan konteks, namun harus disajikan
secara objektif agar tidak menimbulkan prasangka baru.
C. Pembahasan
1. Pentingnya Sejarah.
Mengajarkan Generasi Z
tentang sejarah G30S/PKI sangat penting untuk memahami akar konflik ideologis
di Indonesia. Sebagai generasi yang terbiasa dengan teknologi digital, mereka
sering mendapatkan informasi dari media sosial yang tidak selalu terpercaya.
Pendidikan sejarah yang berimbang dan berdasarkan bukti adalah kunci untuk
membangun pemahaman yang benar akan masa lalu.
2. Bahaya Komunisme.
Komunisme, sebagai
ideologi yang pernah berkembang pesat di Indonesia, memberikan tantangan yang
sangat berbeda dari ideologi lainnya seperti kapitalisme atau sosialisme.
Penyadaran akan bahaya doktrin komunisme yang bertentangan dengan Pancasila,
fondasi bangsa Indonesia, penting untuk mencegah kebangkitan paham yang serupa
di masa depan.
3. Media dan Perubahan Informasi.
Generasi Z hidup di era
digital di mana informasi bisa diakses dengan mudah. Namun, ini juga membuat
mereka rentan terhadap berita palsu atau informasi yang salah tentang sejarah
bangsa. Oleh karena itu, penguatan literasi media menjadi bagian penting dalam
pendidikan untuk membantu mereka memilah informasi yang valid.
4. Peringatan Sebagai Pengingat.
Peringatan G30S/PKI
setiap tahun bukan sekadar seremonial, tetapi harus dijadikan momentum edukasi
bagi generasi muda tentang akibat dari pertentangan ideologis yang ekstrem.
Kegiatan seperti seminar, diskusi, dan film dokumenter bisa menjadi sarana efektif
untuk menyampaikan pesan tersebut dengan cara yang menarik bagi Generasi Z.
D. Kesimpulan
Pendidikan dan peringatan mengenai G30S/PKI memiliki peran penting dalam
menyadarkan Generasi Z akan bahaya komunisme di Indonesia. Mengingat sejarah
secara objektif dan kritis sangat diperlukan untuk membangun masa depan yang
lebih damai dan harmonis. Dengan memperkuat literasi sejarah dan media,
Generasi Z akan lebih terbuka dan siap menghadapi tantangan ideologis di masa
depan.
E. Daftar Pustaka
Nugroho Notosusanto, dkk. (1984). Pejuang dan
Prajurit: Konsepsi dan Implementasi Dwifungsi ABRI.
Pour, Julius. (2010). Gerakan 30 September:
Pelaku, Pahlawan, & Petualang.
Saelan, Maulwi. (2008). Dari Revolusi 45
sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabiwara.
Wiharyanto, Kardiyat. (Tahun tidak tersedia).
Sejarah Indonesia dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009.
Anderson, Benedict. (2004). Jurnal Indonesia,
Oktober 2004.
0 Post a Comment:
Posting Komentar