Senin, Januari 19, 2009

KISAH AIR ZAM-ZAM

Oleh Kang Badruns

Air Zam-zam adalah air sumur yang terletak di dekat Masjidil al-Haram di kota Makkah, sering juga disebut dengan sumur Ismail, karena kisah Isma’il dan Ibunya Siti Hajar. Kata ini secara etimologi berarti mengumpulkan, menjaga, sesuatu yang didengar suaranya dari jauh, melimpah ruah, dan meminum seteguk air. (Ensiklopedi Hukum Islam : Jakarta PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2001). Asal usul air zam-zam tidak bisa terlepas dari peristiwa bersejarah yang pernah dialami oleh Nabi Ibrahim as. dan Siti Hajar dan anak mereka, Ismail as. Para ahli sejarah dan tafsir mengatakan, bahwa asal usul air zam-zam itu bermula dari peristiwa yang dialami oleh Siti Hajar dan anaknya Ismai’il yang baru lahir. Mereka ditinggalkan oleh Ibrahim AS. di suatu tempat ysng sepi, terbuka dan tandus. Di tempat itu tidak ada air untuk diminum, tidak ada buah untuk dimakan, dan tidak ada orang yang dimintai pertolongan. Setelah perbekalan makan dan minuman yang dibawa habis, Isma’il merasa kelaparan dan kehausan. Maka, sebagai seorang ibu, Siti Hajar tidak tahan melihat anaknya dalam keadaan demikian, lalu berinisiatif meninggalkan anaknya sendiri. Ia pergi mencari air, berjalan antara bukit Shafa dan Marwah yang berjarak kira-kira 500 meter, dengan satu harapan ada kafilah pedagang yang membawa air, dan bisa membantunya untuk menyelamatkan anak yang masih kecil. Itulah doa dan harapan dari seorang ibu yang punya kasih sayang dan tanggungjawab. Setelah tujuh kali ke bukit Shafa dan Marwah, ia tidak menemukan air yang ia cari. Sementara suara tangis anaknya semakin keras memilukan. Dalam keadaan darurat, ketika Hajar turun dari bukit Marwah untuk melihat nasip anak kesayangannya, tiba-tiba ia melihat sekor burung sedang menggali tanah di antara kedua kaki Isma’il, sampai kemudian muncullah air dari bawah tanah. Dalam hatinya jutaan rasa syukur ia ucapkan kepada Tuhan yang telah memudahkan semua urasan-urusan hambanya. (Disarikan dari HR Bukhari).Umat Islam tidak boleh melupakan sejarah penting dalam agama ini. Sejarah yang baik adalah sesuatu yang tetap dan mempunyai nilai positif dalam meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai ajarannya. Memahami makna ibadah haji, membutuhkan pemahaman secara khusus sejarah Nabi Ibrahim dan ajarannya, karena praktek-praktek ritual ibadah ini dikaitkan dengan pengalaman yang dialami Nabi Ibrahim as. bersama keluarganya. Ibrahim as. dikenal sebagai "Bapak para Nabi" dan "Bapak monotheisme" serta "Proklamator keadilan Ilahi" kepada-Nya merujuk agama-agama samawi terbesar selama ini. Makna-makna tersebut dipraktekkan dalam pelaksanaan ibadah haji dalam acara-acara ritual atau dalam tuntunan non ritualnya, dalam bentuk kewajiban atau larangan, dalam bentuk nyata atau simbolik, kesemuanya pada akhirnya mengantar jama’ah haji hidup dengan pengamalan dan pengalaman kemanusiaan yang elegan dan universal. Makna-makan haji antara lain: Pertama, ibadah haji dimulai dengan niat, sambil menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram, dua helai pakaian berwana putih. Semua harus memakai pakaian yang sama, hingga semua merasa dalam satu kesatuan dan persamaan. Pakaian berwarna putih-putih ini, mengingatkan manusia bahwa akan dibalut tubuh kasar, ketika mengakhiri perjalanan hidup di dunia ini. Kedua, Ka'bah yang dikunjungi mengandung pelajaran yang amat berharga dari segi kemanusiaan; yaitu hidup dengan bersahaja, rumah tidak perlu megah-megah yang menyebabkan manusia sombong dengan apa yang dimiliki, dan lupa akan Tuhan-nya. Ketiga, thawaf menjadikan pelakunya larut dan berbaur bersama manusia-manusia lain, memberi kesan kebersamaan menuju satu tujuan yang sama yakni berada dalam lingkungan Allah swt dilakukanlah sa'i. Di sini muncul lagi sosok Hajar. Hasil usaha pasti akan diperoleh, baik melalui usahanya maupun melalui anugerah Tuhan, seperti yang dialami Hajar bersama putranya Ismail dengan ditemukannya air Zam-zam itu. Keempat, di Arafah, padang yang luas lagi gersang, di sanalah para jama’ah seharusnya menemukan ma'rifat pengetahuan sejati tentang jati dirinya, akhir perjalanan hidupnya. Kelima, dari Arafah para jamaah ke Mudzdalifah mengumpulkan senjata menghadapi musuh utama yaitu Syaitan. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina dan di sanalah para Jamaah haji melampiaskan kebencian dan kemarahan mereka, terhadap musuh yang selama ini menjadi penyebab segala kegetiran yang dialaminya. Bahwa Syaitan adalah salah satu penyebab kedurhakaan manusia. Demikianlah ibadah haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang sangat indah, apabila dihayati dan diamalkan secara baik dan benar, pasti akan mengantarkan setiap pelakunya dalam lingkungan kemanusiaan yang benar sebagaimana dikehendaki Allah. Buku Kisah Air Zam-zam ini menceritakan asal usul Zam-zam dengan cukup menarik dan ringannya bahasa yang digunakan, membuat cepat dan mudahnya untuk dipahami, guna menyamaikan pesan moral yang ada di dalamnya. Sangat bermanfaat bagi orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi berguna dunia dan akhirat. Ada beberpa garis besar dari kandungannya patut dicermati: Bagian pertama, dalam buku ini menceritakan betapa tuguh dan tegarnya seorang Hajar dalam menalani cobaan yang dahsat ditinggal sendiri, hidup sebatang kara di bukit yang tidak produktif oleh suami tercinta. Sebagai wanita yang shalih ia merelakan suaminya pergi meninggalkannya sendiri, dengan beban anak yang sedang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Hanya ada satu kunci dasar yang membesarkan tekatnya menjalani hidupnya yaitu “ini adalah penintah dari Allah dan Ia tidak mungkin menyia-nyiakan hambanya. Tidak ada yang menguatkan dirnya kecuali keimanan yang teguh kepada Ibrahim dan Tuhannya. Nabi Ibrahim dalam menjalankan penitah Tuhan, dalam keadaan demikian hanya mampu berdoa seperti dalam surat Ibrahim ayat 371, semoga istri yang ditinggalkan selalu taat kepada Allah dan diberikan rizeki, dan ternyata doanya Ibrahin dikabulkan oleh Tuhan. Di sinilah letaknya kekuatan iman yang sesungguhnya.Bagian kedua, dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan dan penuh kecemasan itu, dengan gigih dan penuh rasa tanggungjawab Hajar berlari bolak balik sebanyak tujuh kali, antara bukit Shafa dan Marwah, sebagia usaha manusiawi. Sebuah usaha yang dapat dibilang maksimal, tidak hanya mengharapkan rizeki datang denan tiba-tiba begitu saja tanpa usaha keras. Bagian ketiga, Allah memang tidak salah dalam memilih hamba-hamba pilihannya. Biasanya orang baik selalu berteman dengan orang baik demikian sebaliknya. Maka, dengan peristiwa yang sangat mengherankan itu, suku Jurhum yang paling dekat dengan lokasi itu mengetahuinya, dan Siti Hajar pun tidak egois dengan apa yang didapatkannya. Ia memberikan kesempatan suku Jurhum dan para pedagang dari negeri Syira, Yaman, Najed dan Hirah yang kebetulan singgah dapat menikmatinya. Maka terjadilah kerja sama yang baik di antara mereka. Maka apa yang menjadi doanya Nabi Ibrahin terbukti adanya. Bagian keempat, Cobaan dalam hidup, memang datang setiap saat. Ketika Isma’il anak semata wayang, tumbuh menjadi remaja yang sangat mempesona budi pekertinya, cobaan datang lagi, yaitu perintah untuk menyembelih darah dagingnya sendiri. Namun hamba-hamba pilihan Tuhan tidak gentar dengan cobaan itu. Ketiga anak-beranak itu ihlas melaksanakannya. Dan ternyata Allah mengantikan Isma’il dengan biri-biri.Bagian kelima, sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hambanya. Saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh Ibarhim dan Siti Sarah datang juga. Umur Nabi Ibrahim saat itu 120 tahun dan Siti Sarah 90, masa-masa yang kurang produktif untuk melahirkan seorang anak, namun dengan kuasa Allah semaunya jadi mudah seolah Allah menyuruh manusia untuk tidak putus atas dalam hidup.Bagain keenam, perintah selanjutnya kepada Nabi Ibarhim dan putranya Isma’il adalah mendirikan kembali rumah tua, yang menurut riwayat rumah itu pertama kali dibangun oleh Nabi Adam, ketika pertama kali turun ke dunia, selanjutnya disebut dengan Ka’bah. Ia berfungsi sebagai pusat dari rangkain ibadah baik sebelum Rasulullah datang dan sesudahnya. Bagian ketujuh, suatu ketika Abdul Muttalib bermimpi mendapatkan pentujuk untuk menggali sumur Zam-zam itu kembali, menurut riwayat suku Juhum tidak memberikan perhatian yang serius, karena kemajuan dan kemewahan selalu berlimpah, tetapi ia menghadapi kesulitan, terutama untuk menemukan letak sumur yang sebenarnya. Namun, dengan kesungguhannya, ia akhirnya menemukannya. Pada masa awal-awal kedatangan Islam, sumur Zam-zam semakin mendapakan pertahtian yang penuh lantaran adanya kewajiban ibadah haji. Kehadiran jama’ah haji ketanah suci semakin membutuhkan persediaan air, baik untuk madi maupun minum. Mengingat jama’ah haji semakin meninggkat setiap tahun, maka pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, tepanya pada masa Abu Ja’far al-Mansur (754-775 H.) dan al-Ma’mun (813-833 H), proses penggalian dan pengamanan sumur Zam-zam semakin ditinggkatkan, hingga sekarang ini dilanjutkan oleh pemerintahan Arab Saudi sejak menguasai Makkah pada tahun 1925.Buku ini sangat bermanfaat bagi orang tua, untuk menceritakan anak-anaknya sebagai pengenalan akan nilai-nilai pengorbanan dan perjuangan dalam hidup dan kehidupan. Bahwa hidup tidak selamanya mulus, sesuai harapan, hidup penuh dengan tantangan dan cobaan. Maka, bekal yang harus ditanamkan kepada anak-anak adalah keimanan yang sejati dan nilai-nilai keadilan dalam menjalanin kehidupan. Semakin siap dengan bekal, semakin siap pula dengan cobaan dan tantangan yang datang mengancam.Sebagai catatan luput dalam buku ini, bahwa air zam-zam bukanlah air biasa. Menurut para fukaha, ia akan menjadi obat jika diniatkan pada waktu minum. Di samping sebagai obat yang menyembuhkan penyakit, air ini juga memberi keuntungan pahala, karena yang meminumnya telah menjalankan apa yang disunnahkan oleh rasul. Sabda rasullulah “air Zam-zam bagi yang meminumnya adalah untuk apa dia meminumnya” (HR. Ahmad bin Hambal dan al-Baihaki”). Selain berniat, menurut Hadis dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Daruqutni, dan Hakim bahwa meminum air zam-zam disunnahkan samapi kenyang dan di dahului tiga kali bernafas, kemudian menghadap kiblat dan memuji Allah swt. serta berdoa kepadanya. Wallahu‘alam



ResensiOleh : Munawir Haris Judul buku : Kisah Air Zam-ZamPenulis : Muhammad Al-Mighwar, S.Ag.Penerbit : Al-HambraCet. ketiga : 2002

PENGEMBANGAN KURIKULUM


Oleh kang Badrun
BAB I
PEMBUKAAN

Selayang Pandang Perjalanan Kurikulum Nasional
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan. Perubahan tersebut merupakan konsekwensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

1.1 KONSEP
A.Tentang Perubahan Kurikulum
Secara konsep Perubahan kurikulum adalah suatu usaha yang di sengaja. Perubahan kurikulum terjadi karena adanya perbedaan dalam satu komponen kurikulum atau lebih dalam dua periode waktu tertentu. Sebagai contoh, bila sampai tahun 1975 kurikulum Sekolah Dasar masih menggunakan sistem mata pelajaran, maka mulai tahun 1975 kurikulum tersebut telah menggunakan sistem bidang studi. Ini berarti, bahwa telah terjadi perubahan dalam organisasi kurikulum sekolah Dasar. Jadi, Perubahan kurikulum adalah suatu kegiatan atau usaha yang di sengaja untuk menghasilkan kurikulum baru secara lebih baik, yang di dasarkan atas perbedaan satu atau lebih komponen kurikulum dalam dua periode waktu yang berdekatan.
Dari definisi tersebut di atas dapat di ketahui bahwa perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian, tetapi juga dapat terjadi atau bersifat menyeluruh. Di katakan sebagian jika perubahan kurikulum tersebut hanya terjadi pada komponen kurikulum tertentu. Misalnya, perubahan metode mengajar saja, isi kurikulum saja, atau sistem penilaian saja. Sedangkan , perubahan kurikulum secara menyeluruh terjadi, jika dalam kegiatan kurikulum itu terjadi perubahan terhadap keseluruhan komponen (bahkan sistem) kurikulum, misalnya perubahan itu mencakup: komponen tujuan, isi, metode, media, organisasi, dan strategi pelaksanaannya. Seperti yang terjadi pada perubahan kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975.

B.Tentang Pembaharuan Kurikulum
Berbicara masalah pembaharuan (inovasi) tidak lepas dari istilah Invention dan discoveri . Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia yang sebelumnya belum pernah ada, kemudian diadakan dengan bentuk hasil kreasi baru. Discoveri adalah suatu penemuan sesuatu, yang sesuatu itu sebenarnya telah ada sebelumnya, tetapi semula belum di ketahui orang. Jadi Pembaharuan (inovasi) adalah usaha menemukan sesuatu yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) dengan Invention dan discoveri. Dalam kaitan ini, Ibrahim (1989) mengatakan, bahwa inovasi adalah penemuan yang berupa suatu ide, barang, kejadian, metode, yang di amati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Dari pengertian di atas dapat di katakan, bahwa Pembaharuan (inovasi) kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, pembaharuan itu di ajukan berkenaan dengan ide dan teknis pada skala yang terbatas. Pembaharuan selalu berkaitan denagan masalah kreasi dan atau penciptaan sesuatu yang baru dan menuju ke arah yang lebih baik.

C. Tentang Penerapan Kurikulum
Penerapan adalah pemasangan, pengenaan ; perihal mempraktikkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 935). Kurikulum berasal dari bahasa Inggris “Curriculum” berarti Rencana Pelajaran. (S. Wojowasito-WJS. Poerwadarminta, 1980 : 36.). Secara istilah, kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006 : 4, Depag. RI. Dir. Jen. Kelembagaan Agama Islam, 2004 : 2).
Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Penerapan Kurikulum adalah Upaya mempraktikkan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Atau lebih tegasnya Penerapan kurikulum adalah mentransformasikan program pendidikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran.

D.Tentang Pembinaan Kurikulum
Sedangkankan pembinaan kurikulum adalah kegiatan mempertahankan dan menjaga pelaksanaan kurikulum yang ada dengan maksut untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Pembinaan kurikulum adalah menjaga dan mempertahankan agar pelaksanaan Kurikulum sesuai dengann ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kurikulum ideal atau potensial, dengan kata lain upaya menyesuaikan kurikulum aktual dengan kurikulum potensial sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Pada hakekatnya pembinaan dan Pengembangan kurikulum tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum yang di lakukan dapat bersifat dasar dan bersifat teknis. Bersifat dasar jika kegiatan tersebut terjadi pada kurikulum itu sendiri. Bersifat teknis jika kegiatan tersebut muncul pada waktu membahas pelaksanaan kurikulum di sekolah.

E.Tentang Pengembangan Kurikulum
Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana/ plan Yang di kembangkan untuk memperlancar proses belajar-mengajar dengan arahan atau bimbingan sekolah serta anggota stafnya.
Apakah pengembangan kurikulum itu ? Pengembangan kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum dengan lainya untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Pengembangan Kurikulum adalah upaya meningkatkan dalam bentuk nilai tambah dari apa yang telah di laksanakan sesuai dengan kurikulum potensial dan merupakan tahap lanjutan dari kegiatan Pembinaan.
Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengajarkan bahan, menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara Beane, Toefer, dan Allesia menyatakan bahwa Perencanaan atau pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana partisipasi pada berbagai tingkat dalam membuat keputusan tentang tujuan, tentang bagaimana tujuan di realisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.
Dari pendapat tersebut di atas dapat di katakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan di dasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar-mengajar yang lebih baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menhasilkan kurikulum baru melalui langlah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang di lakukan selama periode waktu tertentu.

F.Tentang Penyempurnaan Kurikulum.
Sebelum mengupas tentang konsep penyempurnaan kurikulum, Kami mencoba mengetengahkan tentang Prinsip Penyempurnaan Kurikulum, Prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
¨ Penyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
¨ Dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya
¨ Untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
¨ Mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
¨ Tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Jadi penyempurnaan kurikulum adalah upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya di samping juga untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Atau lebih tepatnya Penyempurnaan Kurikulum adalah upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa. Sebagai contoh Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Tentang Perubahan, Penerapan, Pembinaan, Pengembangan, Dan Penyempurnaan Kurikulum.

Di muka sedikit telah di singgung bahwa Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Begitu pula dari konsep-konsep yang telah di jelaskan di atas pada intinya juga mempunyai tujuan yang sama pula yaitu upaya untuk menjadikan kurikulum sebagai alat untuk menghasilkan sebuah output berupa pendidikan yang lebih baik yang bisa menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan tuntutan zamannya. Namun dalam prakteknya selain persamaan di atas sesuai dengan hal-hal yang mendasarinya dalam konsep tersebut di temukan beberapa perbedaan yang menjadi ciri dari konsep itu sendiri.
Dan di bawah ini akan kami jabarkan beberapa perbedaan yang ada di dalamnya.

1. Perubahan Kurikulum
· kegiatan atau usaha yang di sengaja untuk menghasilkan kurikulum baru secara lebih baik
· Di dasarkan atas perbedaan satu atau lebih komponen kurikulum dalam dua periode waktu yang berdekatan.
· Perubahanya bisa bersifat sebagian dan bisa juga menyeluruh.
Dari tiga poin tersebut dapat kita lihat penekanannya adalah pada usaha menghasilkan kurikulum baru secara lebih baik yang di dasarkan atas adanya perbedaan dalam satu komponen kurikulum atau lebih pada dua periode yang berdekatan, adapun bentuk dari perubahan kurikulum itu bisa sebagian dan juga bisa menyeluruh. Sedangkan;

2. Penerapan Kurikulum.
· Upaya mempraktikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
· Mentransformasikan program pendidikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran.
Dari dua konsep di atas terdapat perbedaan yang sangat mendasar, pada konsep perubahan secara jelas terdapat penekanan tarhadap upaya mengahasilkan, sedang pada konsep Penerapan Penekanannya Upaya Praktek /Transforasi dari apa yang telah di hasilkan dari perubahan di maksud.

3. Pembinaan Kurikulum.
Dalam Konsep ini dapat kita lihat poin-poin yang jelas berbeda dengan dua konsep sebelumnya seiring dengan perbedaan penekanan arti dan tujuan yang ada pada masing-masing Konsep. Pada konsep ini lebih cenderung pada:
· Upaya mempertahankan dan menyempurnakan pelaksanaan kurikulum yang ada.
· Upaya yang di lakukan dapat bersifat Dasar dan bersifat teknis
Dari sini dapat kita ambil kesimpulan adanya tindak lanjut dari dua konsep sebelumnya, Yakni setelah kita mendapatkan lalu kita praktekkan sebagai bentuk upaya untuk memepertahankan dari apa yang telah kita dapatkan lalu kita melakukan suatu pembinaan. Lalu kemudian;

4.Pengembangan kurikulum.
Pada konsep perkembangan Kurikulum yang telah di jelaskan di atas dapat di lihat bahwa perkembangan Kurikulum sebagai;
· Suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik.
· Di dasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku.
· Bertujuan dapat memberikan kondisi belajar-mengajar yang lebih baik.
Tiga poin tersebut jelas menunjukkan adanya perbedaan arti dengan Konsep-konsep sebelumnya sesuai dengan tujuan dan hal-hal yang mendasari, sekaligus menunjukkan adanya kemajuan dalam melangkah. Sebab menurut hemat kami pada konsep ini merupakan sebagai upaya melanjutan langkah-langkah yang telah di tempuh pada konsep-konsep sebelumnya.

5. Penyempurnaan Kurikulum
Dalam Konsep penyempurnaan telah di tegaskan beberapa poin penting yang mana hal itu merupakan wujud dinamika kurikulum dalam rangka memenuhi tuntutan dunia pendidikan yang terus maju, seiring perkembangan ilmu Pengetahuan dan teknologi yang semakian maju pesat. Dan dari poin-poin tersebut memperjelas adanya perbedaan antara Kosep Penyempuenaan dengan Kosep sebelumnya. Dalam konsep Penyempurnaan di tegaskan adanya:
· Upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
· Untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
· Dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
Dari sini nampak jelas terjadinya kelengkapan dari upaya untuk menjadikan Kurikulum dapat memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan perkembangan Zamannya. Kurikulum itu tidak hanya sekedar di kembangkan tanpa adanya tindakan penyempurnaan, melainkan setiap kekurangan yang di temukan dalam pengembangan kurikulum harus segera di sempurnakan agar dunia pendidikan dapat mengikuti perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana layaknya perangkat pada komputer. Kita tidak hanya bisa berbangga karena telah menguasai pentium 1, yang pada kenyataannya hari ini Pentium 4 sudah dianggap ketinggalan Zaman. Hal ini sejalan dengan pernyataan Blaney, Pengembangan Kurikulum merupakan suatu proses yang sangat komplek karena mencakup pembicaraan penyusunan kurikulum, penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap komponen kurikulum.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan yang mana hal itu merupakan konsekwensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat Kurikulum harus di kembangkan secara dinamis. Pada dasarnya kurikulum nasional mempunyai landasan yang sama yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan kurikulum adalah suatu kegiatan atau usaha yang di sengaja untuk menghasilkan kurikulum baru secara lebih baik, yang di dasarkan atas perbedaan satu atau lebih komponen kurikulum dalam dua periode waktu yang berdekatan. Sedangakan sifatnya dapat bersifat sebagian, tetapi juga dapat terjadi atau bersifat menyeluruh.
Pembaharuan (inovasi) adalah usaha menemukan sesuatu yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) dengan Invention dan discoveri. Sedangkan menurut Ibrahim (1989), inovasi adalah penemuan yang berupa suatu ide, barang, kejadian, metode, yang di amati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Jadi Pembaharuan (inovasi) kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Penerapan Kurikulum adalah Upaya mempraktikkan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pembinaan kurikulum adalah kegiatan mempertahankan dan menjaga pelaksanaan kurikulum yang ada dengan maksut untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Dari definisi dan pendapat para ahli dapat di simpulkan Bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan di dasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar-mengajar yang lebih baik atau Pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langlah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang di lakukan selama periode waktu tertentu.
Penyempurnaan Kurikulum adalah upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Di samping adanya kesamaaan antara konsep-konsep tentang kurikulum dalam prakteknya ternyata juga banyak di temukan adanya beberapa perbedaan sesuai dengan penekanan arti masing-masing serta hal-hal yang mendasarinya. Namun di sadari adanya perbedaan tersebut bukan merupakan sesuatu yang dapat memisahkan tujuan pokok dari kurikulum itu sendiri, tetapi sebaliknya adanya perbedaan tersebut merupakan langkah tindak lanjut dan saling melengkapi dari setiap proses berjalannya konsep tentang kurikulun tersebut sebagai mana paparan kami di atas.
Ahir dari makalah ini, kritik dan saran dari semua rekan serta Dosen Pengajar Mata kuliyah
“PENGEMBANGAN KURIKULUM”
Beliau Bapak Drs. H. Hasan Anwar, M.Si. senantiasa kami nanti agar dapat menjadi modal kami untuk koreksi diri serta menambah wawasan ilmiah bagi kami. Dan semoga sajian makalah ini dapat memberikan kemanfaatan dan keberkahan untuk kita semua, serta dapat menarik ridho dan dukungan Illahi dalam rangka kita mengkaji ilmu-ilmu Nya amin..

WALLOHU A’LAMU BISSOWABI



IV. MAROJI’

I. BUKU

i Prof. D.R. S. Nasution, M.A. 1991. Pengembangan Kurikulum. Bandung P.T. Citra Aditiya Bakti
ii Hermawan, Asep heri . Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran. 2007. cet.8. Jakarta: Universitas Terbuka.
iii PETUNJUK TEKNIS MADRASAH DINIYAH Tingkat Wustho 2006.Bidang PEKAPONTREN KANWIL DEPAG JATIM

II. Online Search Engine

i. Kamala, Izzatin. Perkembangan Pendidikan IPA/ Perkembangan Kurikulum.19 juni 2008. Di ambil di: http//: izzatinkamala.wordpres.com pada 16-07-2008.
ii. E-Smartscool-Perjalanan Kurikulum pendidikan.htm web master:http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16/bagaimanakah-perjalanan-kurikulum-nasional-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah/ di ambil
pada 16-07-2008.
iii. PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOPETENSI (KBK) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH MANBAIL FUTUH, posted; January 24-2008. Di ambil dari: http://www.indoskripsi.com/ pada 16-07-2008.