Suatu hari Umar ibn Khattab r.a. masuk ke rumah Rasulullah saw. sambil menangis.
Ia menceritakan seorang pemuda yang berbuat dosa besar. Setelah menemui rasulullah saw., pemuda itu ditanya, "Wahai anak muda apakah kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu?"
Ia menjawab. "Tidak."
Beliau bertanya lagi, "Apakah kamu membunuh seorang tanpa hak?"
Ia menjawab, "Tidak."
Beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya Allah mengampuni dosamu sekalipun dosamu seperti tujuh langit, tujuh bumi, dan gunung yang menjulang tinggi".
Lalu pemuda itu menceritakan perbuatan yang ia lakukan, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah penggali kubur selama tujuh tahun.
Hingga suatu hari ada gadis dari kalangan Ansor yang meninggal. Lalu saya gali kuburkannya dan saya keluarkan jasadnya dari kain kafan yang membungkus tubuhnya.
Tak lama kemudian setan menggoda saya lalu menyetubuhinya.
"Mendengar cerita itu Rasulullah saw. sempat geram. Bagaimana tidak, tega sekali pemuda itu menyetubuhi wanita yang sudah jadi mayat.
"Wahai orang fasik, tempatmu memang sepantasnya di neraka. Pergilah dari sini," pinta beliau.
Pemuda itu pun keluar dan bertaubat kepada Allah Selama 40 Malam. Tak lama kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar gembira bahwa taubat pemuda tersebut diterima oleh Allah.
Ampunan Allah sangat luas. Dosa setinggi langit dan seluas samudra pun akan diampuni selama kita tidak melakukan dosa syirik (menyekutukannya).
Hanya saja kita perlu kelapangan hati menghampiri-Nya dengan bertaubat dan tidak mengulang perbuatan maksiat.
Bayangkan Rasulullah saw., manusia yang sudah dijamin surga, setiap hari tetap memohon ampun kepada Allah sebanyak 70 kali.
Lalu bagaimana dengan kita, manusia biasa, yang setiap hari, bahkan setiap detik tidak pernah lepas dari salah dan dosa?
Orang yang gemar berbuat dosa, hatinya tidak tenang dan perbuatannya cenderung tidak terkontrol.
Bagaimana bisa hidup mulia dan bahagia dengan harta melimpah, tapi hasil korupsi, judi, pungli, mark up, dan maksiat lainnya.
Ia selalu was-was perbuatannya ketahuan dan mencoreng reputasinya.
Apakah bisa harmonis kalau suami atau istri kerap main mata dengan pihak ketiga?
Bagaimana bisa hidup tenang kalau terbiasa mencari kesalahan orang lain?
Selama napas masih berhembus pintu taubat masih terbuka.
Tergantung keinginan diri untuk menghampiri-Nya dengan kesungguhan.
Umur tidak bisa ditebak, seminggu lalu ada tetangga yang meninggal, mungkin hari ini giliran kita yang menunggu.
Banyak orang berumur muda yang sehat bugar, namun meninggal tiba-tiba ketika berolahraga.
Krena misteri, kita harus mempersiapkan diri.
Jangan sampai saat napas sudah tenggorokan, tersengal, tidak mampu lagi berkata-kata, dan malaikat Israil siap menjemput, kita baru tersadar, sebagaimana fir'aun yang ditenggelamkan dilaut merah.
Kerugianlah yang akan kita terima. [reportaseterkini]
Sumber : 99 Resep Hidup Rasulullah Oleh Abdillah F.Hasan
http://www.reportaseterkini.com/2015/11/ampunan-allah-sangat-luas-dosa-setinggi.html
Editor:#dbc
0 Post a Comment:
Posting Komentar