Minggu, Desember 17, 2023

Perjalanan Fathul Ulum: Meninggalkan Jejak Keilmuan dan Kearifan

Fathul Ulum tidaklah sekadar sebuah lembaga pendidikan, melainkan sebuah perjalanan panjang yang dipenuhi dengan tekad, semangat, dan dedikasi untuk membawa sinar ilmu dan kearifan Islam ke wilayah yang mungkin sebelumnya belum tersentuh oleh cahaya tersebut.

Pendirian dan Awal Perjalanan:

Fathul Ulum berawal dari impian sekelompok individu yang peduli terhadap pendidikan dan keislaman di daerah terpencil. Dengan semangat yang berkobar-kobar, mereka bersatu untuk mendirikan lembaga ini sebagai jawaban atas kebutuhan akan pendidikan Islam yang berkualitas dan dapat mencakup seluruh aspek kehidupan.

Pertumbuhan dan Perkembangan:

Perjalanan Fathul Ulum tidak selalu mulus. Namun, dengan dukungan masyarakat dan semangat yang tak kenal lelah dari pengelola, lembaga ini tumbuh dan berkembang dari sebuah ide menjadi pusat pendidikan yang membumi. Pembangunan fisik, peningkatan kualitas tenaga pengajar, dan ekspansi program pendidikan menjadi tonggak utama dalam perjalanan ini.

Peran dalam Pendidikan Lokal:

Fathul Ulum tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat kegiatan keislaman dan kebudayaan di wilayahnya. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan keagamaan, lembaga ini aktif memperkuat jalinan sosial masyarakat setempat. Majelis Taklim yang mereka kelola di berbagai daerah menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan pengetahuan keagamaan.

Inovasi dan Adaptasi:

Perjalanan Fathul Ulum tidak lepas dari kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Mereka merangkul teknologi untuk memperluas jangkauan pendidikan dan memberikan akses lebih luas kepada masyarakat. Pendekatan inovatif dalam pembelajaran menjadi kunci untuk memastikan relevansi ilmu yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari.

Prestasi dan Keberhasilan:

Dalam perjalanan panjangnya, Fathul Ulum berhasil mencetak banyak prestasi. Santri-santrinya meraih berbagai penghargaan dan keberhasilan, tidak hanya di bidang agama, tetapi juga dalam berbagai lomba dan kompetisi di tingkat regional maupun nasional. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa perjalanan Fathul Ulum membuahkan hasil yang positif.

Harapan dan Masa Depan:

Perjalanan Fathul Ulum belum berakhir, melainkan terus berlanjut menuju masa depan yang lebih cerah. Dengan keberlanjutan visi dan misi, lembaga ini berharap dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakatnya dan menjadi pusat keilmuan yang tidak hanya dihormati lokal, tetapi juga diakui secara lebih luas.

Fathul Ulum bukan hanya sebuah lembaga pendidikan; ia adalah perjalanan menuju pencerahan dan kearifan. Seiring berjalannya waktu, jejaknya semakin dalam tertoreh di hati masyarakat dan menjadi warisan berharga bagi generasi-generasi yang akan datang.

Fathul Ulum Membedah Tebal Kerasnya Belantara

Dengan kokoh berdiri di Desa Ngelo, Dusun Jipangulu, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Lembaga Pendidikan Islam Fathul Ulum menjadi mercusuar ilmu dan kearifan lokal. Menyajikan pendidikan ala pesantren, Fathul Ulum tak hanya mengajarkan keagamaan, tetapi juga menjadi lembaga yang merajut keberagaman dan kebersamaan di tengah belantara kehidupan modern.

Visi dan Misi:

Fathul Ulum lahir dari tekad untuk membawa sinar ilmu dan keislaman ke pelosok desa. Visi lembaga ini adalah mencetak generasi yang tangguh, berilmu, dan berakhlaq mulia. Misi mereka adalah menyelenggarakan pendidikan dari tingkat Taman Pendidikan Quran (TPQ), Madrasah Diniyah, hingga Majelis Taklim di setiap daerah.

Pendekatan Pendidikan:

Dengan pendekatan ala pesantren, Fathul Ulum mengajarkan agama Islam secara menyeluruh. Mulai dari hafalan Al-Quran di TPQ hingga pemahaman yang lebih dalam di Madrasah Diniyah, lembaga ini memastikan bahwa ilmu yang diberikan bukan hanya terbatas pada teks, tetapi juga dipahami dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Mewarnai Kondisi Daerah:

Fathul Ulum bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga agen perubahan di daerahnya. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam yang ramah, lembaga ini mampu mewarnai kondisi di sekitarnya. Mereka berusaha menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana toleransi, kerjasama, dan rasa persaudaraan menjadi fondasi utama.

Kegiatan Ekstrakurikuler:

Selain kegiatan pendidikan formal, Fathul Ulum aktif mengelola kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan seni, budaya, dan olahraga. Ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dan bakat setiap santri, menciptakan suasana belajar yang kreatif, dan membuka pintu bagi berbagai jenis kecerdasan.

Partisipasi Masyarakat:

Fathul Ulum tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, mereka aktif melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan, termasuk pengelolaan Majelis Taklim di berbagai daerah. Partisipasi aktif masyarakat menjadi modal penting dalam kesuksesan lembaga ini.

Fathul Ulum, dengan semangatnya yang membedah tebal kerasnya belantara, bukan hanya mencetak generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga membangun fondasi karakter yang kuat. Dengan kehadiran mereka, daerah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga menjadi tempat tumbuh kembangnya nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan kearifan.

Inovasi Pendidikan:

Fathul Ulum juga terus berinovasi dalam metode pembelajaran untuk menjawab tantangan zaman. Mereka memadukan teknologi dengan tradisi pesantren, menyelaraskan pembelajaran online dengan tatap muka. Hal ini tidak hanya mempermudah akses ilmu, tetapi juga mempersiapkan santri untuk beradaptasi dengan perubahan global.

Pengembangan Sumber Daya Manusia:

Lembaga ini tidak hanya berfokus pada pembentukan karakter dan peningkatan ilmu agama, tetapi juga aktif dalam pengembangan sumber daya manusia. Mereka memberdayakan para guru dan karyawan dengan pelatihan dan pendidikan tambahan, sehingga mereka mampu memberikan kontribusi maksimal dalam proses pendidikan.

Kemitraan dengan Pihak Eksternal:

Fathul Ulum menjalin kemitraan dengan berbagai pihak eksternal, termasuk pemerintah setempat, lembaga amil zakat, dan donatur. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga membuka peluang untuk mengoptimalkan program-program pendidikan yang dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat sekitar.


Prestasi dan Alumni Berprestasi:

Lembaga ini bangga dengan prestasi para santri dan alumni yang berhasil mencapai puncak keilmuan dan keberhasilan di berbagai bidang. Prestasi ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi lembaga, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi-generasi penerus yang sedang meniti langkah di Fathul Ulum.

Masa Depan yang Cerah:

Fathul Ulum melihat masa depan dengan optimisme yang tinggi. Dengan semangat membedah tebal kerasnya belantara, lembaga ini berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan Islam yang holistik dan berkualitas.

Lembaga Pendidikan Islam Fathul Ulum, dengan fondasi yang kokoh dan semangat yang tak kenal lelah, terus bergerak maju untuk mencetak generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi berbagai dinamika zaman. Keberadaannya bukan hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan harapan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.


Selasa, Desember 05, 2023

ToT Khotib tentang Penguatan Ekonomi, keuangan Syari'ah dan Kemasjidan

Setelah sekitar sebulan yang lalu, Pada hari Senin sampai Selasa, 04-05 Desember 2023, saya mengikuti kegiatan di Bojonegoro ToT Khotib tentang Penguatan Ekonomi, keuangan Syari'ah dan kemasjidan. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Aston Bojonegoro dan merupakan kegiatan yang diadakan oleh DMI (Dewan Masjid Indonesia) dan BI (Bank Indonesia).

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Bojonegoro dan Tuban, serta melibatkan pemateri dari DMI Jatim dan Takmir masjid Jogokaryan Jogja. Materi yang dibahas dalam kegiatan ini meliputi ekonomi, keuangan syari'ah, dan kemasjidan.

Selama Kegiatan, saya bertemu dengan para kawan lama dan senior NU serta MUI, yang merupakan momen yang sangat berharga. Kami berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai berbagai hal terkait dengan agama, sosial, dan ekonomi.

Hotel Aston Bojonegoro menjadi tempat yang nyaman untuk mengadakan kegiatan ini. Fasilitas yang disediakan oleh hotel sangat memadai, sehingga kami dapat fokus dalam memperoleh ilmu dan pengalaman baru.


Secara keseluruhan, Kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi para peserta. Kami mendapatkan pengetahuan baru dalam bidang ekonomi syari'ah, keuangan, dan kemasjidan. Selain itu, kami juga bisa menguatkan hubungan dengan teman lama serta mendapatkan wawasan dan pengalaman baru dari para pemateri dan senior NU serta MUI.

Kegiatan ini merupakan pengalaman yang berharga dan saya berharap dapat mengikuti kegiatan serupa di masa mendatang. Terima kasih kepada DMI, BI, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam keberhasilan kegiatan ini.

Minggu, April 03, 2022

Ngaji Rutin Ahad Siang (Minggu Pertama Setiap Bulan)

 Ngaji Rutin Ahad Siang (Minggu Pertama Setiap Bulan)

MT Al-Amin Kaligede Ds. Margomulyo Bojonegoro

Ahad, 03 April 2022

Kemulya’an Romadhon

Ramadhan merupakan bulan yang mulia, bulan yang suci, yang saat ini kita temui menjadi bulan untuk membumi hanguskan berbagai dosa dan maksiat selama kurang lebih setahun berlalu, selain itu Ramadhan adalah bulan dimana diwajibkannya orang-orang yang beriman untuk berpuasa, sekaligus menjadi ajang menempa diri untuk meraih gelar Muttaqin.

Sehingga wajar bila kemudian umat Islam di berbagai belahan dunia, dari dahulu hingga akhir nanti, dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk bergembira menyambut kedatangan Ramadhan.

Diantara kemulyaan romadhon di gambarkan dalam sebuah dawuh sebagaimana berikut:

Menurut sebuah Hadist/khobar: " Apabila nampak hilal bulan Romadhon maka berteriaklah ‘Arsy, Kursi, para malaikat  dan lain-lainnya dengan mengucapkan "Beruntunglahh umat Muhammad Saw. dengan kemuliaan yang ada di sisi Allah Ta'ala untuk nereka.

Sedang matahari, bulan dan Bintang-bintang burung-burung di udara, ikan dalam air dan semua yang bernyawa di muka bumi, siang dan malan memohonkan anpun untuk mereka, kecuali setan-setan yang terkutuk.

Lalu pagi harinya,  Allah Ta'ala tidak membiarkan seorangpun dari mereka kecuali diampuninya.”." Dan berfirmanlah

Allah kepada para malaikat: 'berikanlah Sholatmu dan tasbihmu pada bulan Ramadhan kepadaa umat Muhammad Saw'."

Dalam keterangan yang lain kemulyaan Romadhon di jelaskan sebagai Nur yang bisa menerangi gelapnya alam kubur, hal ini sebagaimana  Alloh pernah berfirman kepada Nabi Musa AS.

"Sesungguhnya Aku memberikan kepada umat Muhammad dua cahaya, agar supaya mereka tidak terkena bahaya dari dua kegelapan.

 "Musa bertanya: " Apakah kedua cahaya itu, ya Rabbi? "Allah Ta' ala menjawab: "Cahaya Romadhan dan cahaya al-Qur'an."

 Musa bertanya lagi: "Dan apakah keua kegelapan itu, ya Rabbi? "Allah Ta'ala menjawab: "Kegelapan Alam kubur dan kegelapan hari kiamat."

(Durratul Wa'izhin)

 

Bahkan kemulyaan bulan romadhon tidak hanya sampai disitu, amaliyah kebaikan yang di kerjakan umat islam di dalam bulan romadhon mendapat perioritas yang sangat luar biasa oleh Alloh, hal ini senada dengan apa yang di sampaikan Anas Bin Malik r.a., dari Nabi Mhammad Saw., bahw beliau bersabda:

" Barangsiapa menghadiri majlis ilmu pada bulan Ramadlon, maka Allah Taala menetapkan baginya untuk setiap langkah, ibadah satu tahun, sedang ia akan ada bersamaku di bawah 'Arsy.

Dan barangsiapa senantiasa berjama'ah pada bulan Ramadlon, maka Allah Ta'ala memberinya untuk stiap raka'at, sebuah kota yang penuh dengan nikmat-niknnt Allah Ta'ala.

Dan barangsiapa-berbuat baik kepada Ibu Bapaknya, pada bulan Romadhon, maka Ia mendapat perhatian Alloh Ta’ala dengan penuh rohmat, sedang aku menjamin dia masuk surga.

Dan tidak ada seorang wanita pun yang memohon ridho dari suaminya pada bulan Romadhon, kecuali dia mendapatkan pahala Maryam dan ‘asiyah dan Barangsiapa memenuhi hajat saudaranya yang muslim pada bulan romadhon, maka Alloh Ta’ala memenuhi seribu hajatnya pada hari kiamat.

 

Dari semua paparan diatas tepatlah kiranya bila Alloh memfirmankan dalam Al-baqoroh 183, sejatinya orang beriman di wajibkan berpuasa tiada lain bertujuan agar menjadi orang yang bertaqwa, dan dari pangkat bertaqwa inilah sejatinya Alloh membentuk orang beriman itu menjadi pribadi yang mulya, karena ukuran dari kemulyaan seseorang itu adalah berdasakan ketaqwaannya.

 Senada dengan firman Alloh Alloh dalam Al-qur'an:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Wallohu A’lamu Bishowab.

Pemateri:

De Badruns

Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo



Sabtu, Maret 12, 2022

Fadhilah Shodaqoh (Mawaidzul usfuriyah)

Fadhilah Shodaqoh (Mawaidzul usfuriyah)

(Ngaji Rutin Ahad pagi Muslimat NU Tolu Ngelo)

Shodaqoh adalah persatuan bagi saudara-saudara. Nabi SAW bersabda : "Shodaqoh adalah hadiah, salinglah memberi hadiah maka kalian akan saling mencintai"

 

الصَّدَقَةُ هَدِيَّةٌ تَهَادُوْا تَحَابُّوا

Shodaqoh adalah pelunak hati.

Nabi SAW bersabda :

"Barang siapa menemui di dalam hatinya keras, maka hendaklah ia menyebarkan shodaqoh".

 

مَنْ وَجَدَ فِيْ قَلْبِهِ قَسَاوَةً فَلْيُنْشِرِ الصَّدَقَةَ

Shodaqoh dapat menambah (berkah) di dalam umur. Nabi SAW bersabda :

"Shodaqoh dapat mengembalikan (menolak) bala' dan menambah (berkah) di dalam umur".

 

الصَّدَقَةُ تَرُدُّ الْبَلَاءَ وَتَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ

 

Note*

Untuk macam-macam sedekah berikut ini ada beberapa jenis sedekah yang bisa kita amalkan sehari-hari:

1. Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

Dari Bunda Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW. Berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian.

 

Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian.

 

Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim).

 

2. Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarga dan Orang yang sangat membutuhkan.

Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri.

 

Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah).

 

3. Sedekah Harta (Materi)

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim).

 

Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba:

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

 

 

Dikisahkan dari Siti Aisyah ra, sesungguhnya ada seorang wanita yang datang kepada Nabi SAW, tangan kanannya telah mengering (jempe alam bahasa Jawa), lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah sehingga Dia memperbaiki (menyembuhkan) tanganku dan mengembalikannya pada keadaan awal".

 

Nabi SAW pun bertanya kepadanya, "Apa yang membuat tanganmu menjadi kering ?".

 

Wanita itu menjawab : Aku melihat di dalam mimpiku seolah-seolah hari kiamat telah ditegakkan, neraka Jahim telah dinyalakan, surga telah didekatkan, dan jadilah neraka menjadi lembah-lembah. Lalu aku melihat ibuku di dalam sebuah lembah dari lembah-lembah neraka Jahannam.

 

Di tangannya terdapat sepotong lemak daging dan di tangan lainnya terdapat sepotong kain kecil. Ia membuat perlindungan dengan itu dari api neraka.

 

Aku bertanya, "Apa yang membuatku melihatmu di dalam lembah ini wahai ibu ?

Kamu adalah wanita yang ta'at kepada Tuhannya dan suamimu ridlo kepadamu ?".

 

Ibuku menjawab padaku, "Wahai putriku, sesungguhnya aku adalah wanita kikir di dunia, lalu ini adalah tempat orang-orang yang kikir".

 

Aku bertanya kepadanya, "Apa lemak daging dan kain ini yang mana aku melihat keduanya di tanganmu ?"

 

Ibuku menjawab, "Ini adalah shodaqoh yang mana aku menyedekahkan keduanya di dunia, aku tidak pernah bershodaqoh di dalam seluruh umurku kecuali dengan kain dan lemak daging ini.

Aku diberikan keduanya itu dan aku menjadikan perlindungan dengan keduanya dari api dan siksa dari tubuhku".

 

Aku bertanya padanya, "Di mana ayahku ?".

 

Ibuku menjawab, "Dia adalah orang yang dermawan, maka dia berada di dalam tempat orang-orang yang dermawan di surga".

 

Lalu aku datang ke surga, dan ternyata ayahku sedang berdiri di tepi telagamu Wahai Rasulullah. Ia memberikan minum orang-orang, ia mengambil gelas dari tangan Sahabat Ali, Sahabat Ali dari tangan Sahabat Utsman, Sahabat Utsman dari tangan Sahabat Umar, Sahabat Umar dari tangan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq, dan Sahabat Abu Bakar dari Engkau, wahai Rasulullah.

 

Lalu aku berkata, "Wahai ayahku, sesungguhnya ibuku adalah istrimu yang ta'at kepada Tuhannya dan kamu ridlo kepadanya. Dia berada di dalam lembah ini di dalam neraka Jahannam dan kamu memberikan minum kepada orang-orang dari telaga Nabi SAW, sedangkan ia kehausan. Maka berikanlah ia seteguk air".

 

Ayahku menjawab, "Wahai putriku, sesungguhnya ibumu berada di tempat orang-orang yang kikir, orang-orang yang bermaksiat, dan orang-orang yang berbuat dosa. Dan sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah mengharamkan air telaga Nabi SAW kepada orang-orang yang kikir, orang-orang yang bermaksiat, dan orang-orang yang berbuat dosa".

 

Wanita yang tangannya kering itu berkata, lalu aku mengambil segelas air darinya dengan telapak tangan untuk memberi minum ibuku, aku pun memberi minum ibuku dengan gelas itu.

 

Ketika aku memberi minum, aku mendengar suara yang mengatakan, "Semoga Allah Yang Maha Luhur mengeringkan tanganmu. Kamu datang memberikan minum kepada seorang wanita yang bermaksiat lagi kikir dari telaga Nabi SAW".

 

Lalu aku terbangun, tiba-tiba tanganku telah mengering.

 

Nabi SAW berkata kepada wanita itu, "Kekikiran ibumu telah memberikan madharat kepadamu di dunia, maka bagaimana baginya di akhirat (tentu sangat amat memberi madharat pada dirinya sendiri)".

 

Kemudian Siti Aisyah ra berkata, sesungguhnya Nabi SAW meletakkan tongkatnya di atas tangan wanita itu, lalu Beliau berdoa, "Wahai Tuhanku, dengan mimpi yang mana ia telah menceritakannya, maka perbaikilah (sembuhkanlah) tangannya".

 

Maka tangannya menjadi baik (sembuh) seketika di tempat itu, tangan itu pun menjadi seperti sedia kala.

 

 

Note*

Dari kisah di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran, bahwa kedermawanan yang kita lakukan di dunia sejatinya tidak akan menguntungkan melainkan kepada diri sendiri, begitu juga kekiriran yang kita tekuni di dunia tidak menyengsrakan melainkan juga hanya kepada diri sendiri.

 

Berapapun besarnya shodaqoh yang kita tunaikan di dunia semua akan kembali kepada kita bahkan Alloh akan melipat gandakan pahala dari sodaqoh kita.

 

Wallahu a'lam bis showab.

 

 

Pemateri:

De Badrun

(Ketua FKPAI KUA Margomulyo)

 

 

 

 

 

Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 2, Tentang Mengharap Rahmat Allah

Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 2, Tentang Mengharap Rahmat Allah

 

Dari Sahabat Ibnu Mas'ud ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : Orang durhaka yang mengharap rahmat Allah Yang Maha Luhur lebih dekat dengan Allah Yang Maha Luhur daripada orang yang ahli ibadah yang putus asa (dari rahmat-Nya)".

 

عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم الْفَاجِرُ الرّاجِى رَحْمَةَ اللّٰهِ تَعَالٰى اَقْرَبُ اِلَى اللّٰهِ تَعَالٰى مِنَ الْعَابِدِ الْمُقْنِطِ

 

Hamba Yang Memutus Rohmatnya Alloh

Sahabat Ibnu Mas'ud berkata, telah mengabari kami dari Sahabat Zaid bin Aslam, dari Sahabat Umar, sesungguhnya ada seorang di dalam umat-umat terdahulu yang giat dalam beribadah dan memberatkan dirinya (dalam beribadah) dan dia membuat putus asa manusia dari rahmat Allah Yang Maha Luhur, kemudian dia meninggal dunia.

 

 

قال أخبرنا عن زيد بن أسلم عن عمر أن رجلا كان فى الأمم الماضية يجتهد فى العبادة ويشدد على نفسه ويقنط الناس من رحمة الله تعالى ثم مات

Lalu dia bertanya, "Wahai Tuhanku, balasan apa bagiku di sisi-Mu ?".

 

 

فقال يا رب ما لى عندك

Allah SWT menjawab, "Neraka".

 

 

فقال النار

Dia bertanya, "Wahai Tuhanku, lalu di mana ibadah dan upaya giatku ?".

 

 

قال يا رب فأين عبادتى واجتهادى

Allah SWT menjawab, "Sesungguhnya kamu telah membuat putus asa manusia dari rahmat-Ku di dunia, maka pada hari ini Aku memutuskanmu dari rahmat-Ku".

 

 

فقال إنك كنت تقنط الناس من رحمتى فى الدنيا فأنا أقنطك اليوم من رحمتى

Seorang Pendosa yang  Selamat Berkat Tauhidnya.

 

Diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, sesungguhnya ada seseorang yang tidak melakukan amal kebaikan apapun kecuali tauhid.

 

Ketika kematian mendatanginya, ia berkata kepada keluarganya, "Tatkala aku mati, maka bakarlah aku dengan api sehingga kalian meninggalkanku dalam keadaan menjadi abu, kemudian taburkanlah aku di laut pada hari angin (saat angin bertiup)".

 

Keluarganya pun melakukan apa yang ia wasiatkan. Tiba-tiba ia berada dalam kuasa Allah.

 

 

روي عن أبى هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أن رجلا لم يعمل خيرا قط إلا التوحيد فلما حضره الموت قال لأهله إذا أنا مت فاحرقونى بالنار حتى تدعونى رمادا ثم ذرونى فى البحر يوم الريح ففعلوا فإذا هو فى قبضة الله تعالى

(Lalu tatkala ia berada di genggaman Allah Yang Maha Luhur)

 

Allah bertanya, "Apa yang mendorongmu pada apa yang telah kamu lakukan ?".

 

قال الله ما حملك على ما فعلت

Ia menjawab, "Takut kepada-Mu".

 

 

قال مخافتك

Lalu Allah mengampuninya sebab rasa takut itu, sedangkan ia tidak melakukan amal kebaikan apapun kecuali tauhid.

 

 

فغفر له بِهَا وهو لم يعمل خيرا قط إلا التوحيد

 

Jenazah yang terasingkan

Berdasarkab hadits ini, ada sebuah hikayat. Sesungguhnya ada seseorang yang meninggal dunia pada masa Nabi Musa as, orang-orang tak mau memandikannya dan mengafaninya karena kefasikannya, lalu mereka menyeret kakinya dan membuangnya ke tempat sampah (tempat pembuangan sampah-sampah di masyarakat).

 

 

وعلى هذا حكاية أن رجلا مات على عهد موسى عليه السلام فكره الناس غسله ودفنه لفسقه فأخذوه برجله وطرحوه فى المزبلة

Lalu Allah Yang Maha Luhur memberikan wahyu kepada Nabi Musa as dan berkata.

 

"Wahai Nabi Musa, ada seseorang yang telah meninggal dunia di tempat fulan di dalam tempat sampah.

 

Dia adalah wali (kakasih) dari para wali-Ku, sedangkan mereka tidak mau memandikan, mengkafani, dan memendamnya.

 

Maka kamu pergilah, mandikan, kafani, shalatilah dan kuburkanlah dia".

 

 فأوحى الله  تعالى إلى موسى عليه السلام وقال يا موسى مات رجل فى محلة فلان فى المزبلة وهو  ولي من أوليائى ولم يغتسلوه ولم يكفنوه ولم يدفنوه

فاذهب أنت فاغسله وكفنه وصل عليه وادفنه

Nabi Musa as pun datang ke tempat itu dan bertanya kepada mereka (penduduk kampung) tentang si mayit.

 

Mereka pun menjawab kepada beliau, "Seseorang telah mati dengan sifat demikian dan demikian dan sesungguhnya dia adalah orang fasik yang dilaknati".

 

 

فجاء موسى عليه السلام إلى تلك المحلة وسألهم عن الميت.

 

فقالوا له مات رجل فى صفة كذا وكذا وأنه كان فاسقا معلنا

Nabi Musa pun bertanya, "Di manakah tempatnya ? sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah memberi wahyu kepadaku karena dia".

 

Nabi Musa berkata (lagi), "Beritahu aku tempatnya". Lalu mereka pun pergi (ke tempat si mayit).

 

 

فقال أين مكانه فإن الله تعالى أوحى إلي لأجله قال فأعلمونى مكانه فذهبوا

Ketika Nabi Musa melihatnya dalam keadaan terbuang di tempat sampah dan orang-orang mengabari beliau tentang perbuatan-perbuatan buruknya, maka beliau pun bermunajah kepada Tuhannya sembari berkata.

 

 "Wahai Tuhanku, Engkau telah memerintahkanku untuk memendam dan menyolatinya, sedangkan kaumnya memberi kesaksian buruk terhadapnya.

 

Maka Engkau lebih mengetahui daripada mereka dengan pujaan dan celaan",

 

 

فلما رآه موسى عليه السلام مطروحا فى المزبلة وأخبره الناس على سوء أفعاله ناجى موسى ربه

 

فقال إلهى أمرتنى بدفنه والصلاة عليه وقومه يشهدون عليه شرا أنت أعلم منهم بالثناء والتقبيح

Lalu Allah Yang Maha Luhur memberikan wahyu kepada Nabi Musa, "Wahai Nabi Musa, telah benar kaumnya di dalam apa yang mereka kisahkan tentangnya dari perbuatan-perbuatan buruknya.

 

Hanya saja dia memohon pertolongan kepada-Ku saat wafatnya dengan 3 perkara.

 

Jikalau semua prang-orang yang berdosa dari golongan makhluk-Ku memohon kepada-Ku dengan 3 perkara itu, niscaya Aku akan memberikannya.

 

Lalu bagaimana Aku tidak merahmatinya, sedangkan dirinya telah benar-benar memohon dan Aku adalah Tuhan Yang Maha Paling Pengasih dari semua yang pengasih".

 

 

فأوحى الله تعالى إليه يا موسى صدق قومه فيما حكوا عنه من سوء أفعاله غير أنه تشفع إلي عند وفاته بثلاثة

أشياء لو سأل بِهَا منى جميع المذنبين من خلقى لأعطيته فكيف لا أرحمه وقد سأل نفسه وأنا أرحم الراحيمن

Nabi Musa bertanya, "Wahai Tuhanku, apa 3 perkara itu ?"

 

Allah Yang Maha Luhur menjawab, "Ketika telah dekat wafatnya, dia berdoa :

Wahai Tuhanku, Engkau mengetahui tentangku, sesungguhnya aku telah melakukan kemaksiatan, sedangkan aku membenci maksiat di dalam hatiku, tetapi telah terkumpul 3 perkara di dalam diriku sehingga aku melakukan maksiat bersamaan kebencian terhadap maksiat di dalam hatiku.

 

Pertamanya adalah hawa nafsu, lalu teman yang buruk, dan Iblis semoga laknat Allah kepadanya. Ketiganya ini telah menjatuhkanku di dalam maksiat.

 

Sesungguhnya Engkau mengetahui tentangku atas apa yang aku ucapkan, maka ampunilah aku.

 

 

قال موسى يا رب وما الثلاثة

قال الله تعالى لما دنت وفاته قال يا رب أنت تعلم منى انى كنت أرتكب المعاصى وكنت أكره المعصية فى قلبى لكن اجتمع في ثلاث خصال حتى ارتكبت المعصية مع كراهة المعصية فى قلبى أولها هوى النفس والرفيق السوء

وإبليس لعنة الله عليه وهذه الثلاثة القتنى فى المعصية فإنك تعلم منى ما أقول فاغفر لى

Keduanya, dia berdoa : Wahai Tuhanku, Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya aku telah melakukan maksiat dan derajatkau bersama dengan orang-orang fasik.

 

Tetapi aku mencintai berteman dengan orang-orang sholeh dan kezuhudan mereka, dan derajat bersama mereka lebih aku cintai daripada orang-orang fasik.

 

 

والثانية قال يا رب انك تعلم بأنى ارتكبت المعاصي وكان مقامى مع  الفسقة ولكن أحب صحبة الصالحين وزهدهم والمقام معهم كان أحب إلي من الفاسقين

Ketiga, dia berdoa : Wahai Tuhanku, Engkau mengetahui tentangku bahwa sesungguhnya orang-orang sholeh lebih aku cintai daripada orang-orang fasik.

 

Sehingga jikalau ada 2 orang yang berhadapan denganku, yaitu orang sholeh dan orang keji, niscaya aku mendahulukan kebutuhan orang sholeh di atas orang yang keji.

 

 

والثالثة قال إلهى إنك تعلم منى ان الصالحين كانوا أحب إلي من الفاسقين حتى لو استقبلنى رحلان صالح وطالح لقدمت حاجة الصالح على الطالح

Perawi (yang meriwayatkan hikayat ini) berkata di dalam riwayat Wahab bin Munabbih, dia berdoa :

 

"Wahai Tuhanku, jika Engkau memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku, maka para kekasih-Mu dan para nabi-Mu akan bahagia dan bersedihlah syetan, musuhku dan musuh-Mu.

 

Jika Engkau menyiksaku sebab dosa-dosaku, maka syetan dan para penolongnya akan bahagia, dan sedihlah para nabi dan para wali.

Sesungguhnya aku mengetahui bahwa kebahagiaan para wali lebih Engkau cintai daripada kebahagiaan syetan dan para penolongnya, maka ampunilah aku.

 

Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui tentangku atas apa yang aku ucapkan, maka kasihanilah aku dan ampunilah aku".

 

 

قال فى رواية وهب بن منبه قال يا رب لو عفوت وغفرت ذنوبى يفرح أولياؤك وأنبياؤك ويحزن الشيطان وعدوى وعدوك ولو عذبتنى بذنوبى يفرح الشيطان وأعوانه ويحزن الأنبياء والأولياء وإنى أعلم أن فرح الأولياء إليك أحب من فرح الشيطان وأعوانه فاغفر لى اللهم إنك تعلم منى ماأقول فارحمنى وتجاوز عنى

Allah Yang Maha Luhur berkata, "Lalu aku merahmatinya, mengampuninya, dan memaafkannya, karena sesungguhnya Aku adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, terkhusus pada orang yang mengakui dosanya di hadapan-Ku.

 

Dan orang ini telah mengakui dosa, maka Aku mengampuninya dan memaafkannya.

 

Wahai Nabi Musa, lakukan apa yang telah Aku perintahkan kepadamu, karena sesungguhnya Aku akan mengampuni, demi menghormatinya, kepada orang yang mau menyolati jenazahnya dan mau datang menguburnya".

 

قال الله تعالى فرحمته وغفرت له وتجاوزت عنه فإنى رؤف رحيم خاصة لمن أقر بالذنب بي بين يدي

وهذا أقر بالذنب فغفرت له وتجاوزت عنه ياموسى افعل ماأمرتك فإنى أغفر بحرمته لمن صلى على جنازته وحضر دفنه

Wallahu a'lam bis showab.

 

 

 

 

Oleh:

De Badrun (Ketua FKPAI KUA Margomulyo)