Sabtu, Maret 12, 2022

Fadhilah Shodaqoh (Mawaidzul usfuriyah)

Fadhilah Shodaqoh (Mawaidzul usfuriyah)

(Ngaji Rutin Ahad pagi Muslimat NU Tolu Ngelo)

Shodaqoh adalah persatuan bagi saudara-saudara. Nabi SAW bersabda : "Shodaqoh adalah hadiah, salinglah memberi hadiah maka kalian akan saling mencintai"

 

الصَّدَقَةُ هَدِيَّةٌ تَهَادُوْا تَحَابُّوا

Shodaqoh adalah pelunak hati.

Nabi SAW bersabda :

"Barang siapa menemui di dalam hatinya keras, maka hendaklah ia menyebarkan shodaqoh".

 

مَنْ وَجَدَ فِيْ قَلْبِهِ قَسَاوَةً فَلْيُنْشِرِ الصَّدَقَةَ

Shodaqoh dapat menambah (berkah) di dalam umur. Nabi SAW bersabda :

"Shodaqoh dapat mengembalikan (menolak) bala' dan menambah (berkah) di dalam umur".

 

الصَّدَقَةُ تَرُدُّ الْبَلَاءَ وَتَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ

 

Note*

Untuk macam-macam sedekah berikut ini ada beberapa jenis sedekah yang bisa kita amalkan sehari-hari:

1. Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

Dari Bunda Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW. Berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian.

 

Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian.

 

Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim).

 

2. Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarga dan Orang yang sangat membutuhkan.

Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri.

 

Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah).

 

3. Sedekah Harta (Materi)

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim).

 

Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba:

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

 

 

Dikisahkan dari Siti Aisyah ra, sesungguhnya ada seorang wanita yang datang kepada Nabi SAW, tangan kanannya telah mengering (jempe alam bahasa Jawa), lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah sehingga Dia memperbaiki (menyembuhkan) tanganku dan mengembalikannya pada keadaan awal".

 

Nabi SAW pun bertanya kepadanya, "Apa yang membuat tanganmu menjadi kering ?".

 

Wanita itu menjawab : Aku melihat di dalam mimpiku seolah-seolah hari kiamat telah ditegakkan, neraka Jahim telah dinyalakan, surga telah didekatkan, dan jadilah neraka menjadi lembah-lembah. Lalu aku melihat ibuku di dalam sebuah lembah dari lembah-lembah neraka Jahannam.

 

Di tangannya terdapat sepotong lemak daging dan di tangan lainnya terdapat sepotong kain kecil. Ia membuat perlindungan dengan itu dari api neraka.

 

Aku bertanya, "Apa yang membuatku melihatmu di dalam lembah ini wahai ibu ?

Kamu adalah wanita yang ta'at kepada Tuhannya dan suamimu ridlo kepadamu ?".

 

Ibuku menjawab padaku, "Wahai putriku, sesungguhnya aku adalah wanita kikir di dunia, lalu ini adalah tempat orang-orang yang kikir".

 

Aku bertanya kepadanya, "Apa lemak daging dan kain ini yang mana aku melihat keduanya di tanganmu ?"

 

Ibuku menjawab, "Ini adalah shodaqoh yang mana aku menyedekahkan keduanya di dunia, aku tidak pernah bershodaqoh di dalam seluruh umurku kecuali dengan kain dan lemak daging ini.

Aku diberikan keduanya itu dan aku menjadikan perlindungan dengan keduanya dari api dan siksa dari tubuhku".

 

Aku bertanya padanya, "Di mana ayahku ?".

 

Ibuku menjawab, "Dia adalah orang yang dermawan, maka dia berada di dalam tempat orang-orang yang dermawan di surga".

 

Lalu aku datang ke surga, dan ternyata ayahku sedang berdiri di tepi telagamu Wahai Rasulullah. Ia memberikan minum orang-orang, ia mengambil gelas dari tangan Sahabat Ali, Sahabat Ali dari tangan Sahabat Utsman, Sahabat Utsman dari tangan Sahabat Umar, Sahabat Umar dari tangan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq, dan Sahabat Abu Bakar dari Engkau, wahai Rasulullah.

 

Lalu aku berkata, "Wahai ayahku, sesungguhnya ibuku adalah istrimu yang ta'at kepada Tuhannya dan kamu ridlo kepadanya. Dia berada di dalam lembah ini di dalam neraka Jahannam dan kamu memberikan minum kepada orang-orang dari telaga Nabi SAW, sedangkan ia kehausan. Maka berikanlah ia seteguk air".

 

Ayahku menjawab, "Wahai putriku, sesungguhnya ibumu berada di tempat orang-orang yang kikir, orang-orang yang bermaksiat, dan orang-orang yang berbuat dosa. Dan sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah mengharamkan air telaga Nabi SAW kepada orang-orang yang kikir, orang-orang yang bermaksiat, dan orang-orang yang berbuat dosa".

 

Wanita yang tangannya kering itu berkata, lalu aku mengambil segelas air darinya dengan telapak tangan untuk memberi minum ibuku, aku pun memberi minum ibuku dengan gelas itu.

 

Ketika aku memberi minum, aku mendengar suara yang mengatakan, "Semoga Allah Yang Maha Luhur mengeringkan tanganmu. Kamu datang memberikan minum kepada seorang wanita yang bermaksiat lagi kikir dari telaga Nabi SAW".

 

Lalu aku terbangun, tiba-tiba tanganku telah mengering.

 

Nabi SAW berkata kepada wanita itu, "Kekikiran ibumu telah memberikan madharat kepadamu di dunia, maka bagaimana baginya di akhirat (tentu sangat amat memberi madharat pada dirinya sendiri)".

 

Kemudian Siti Aisyah ra berkata, sesungguhnya Nabi SAW meletakkan tongkatnya di atas tangan wanita itu, lalu Beliau berdoa, "Wahai Tuhanku, dengan mimpi yang mana ia telah menceritakannya, maka perbaikilah (sembuhkanlah) tangannya".

 

Maka tangannya menjadi baik (sembuh) seketika di tempat itu, tangan itu pun menjadi seperti sedia kala.

 

 

Note*

Dari kisah di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran, bahwa kedermawanan yang kita lakukan di dunia sejatinya tidak akan menguntungkan melainkan kepada diri sendiri, begitu juga kekiriran yang kita tekuni di dunia tidak menyengsrakan melainkan juga hanya kepada diri sendiri.

 

Berapapun besarnya shodaqoh yang kita tunaikan di dunia semua akan kembali kepada kita bahkan Alloh akan melipat gandakan pahala dari sodaqoh kita.

 

Wallahu a'lam bis showab.

 

 

Pemateri:

De Badrun

(Ketua FKPAI KUA Margomulyo)