Selasa, Maret 08, 2022

ORANG ALIM YANG PERINGATKAN RASULULLAH

ORANG ALIM YANG DIPERINGATKAN RASULULLAH

 

بسم الله الرحمن الرحيم

 

Wahai anakku, Memberi nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya karena nasehat bagi orang yang menuruti nafsunya terasa pahit, sebab larangan-larangan itu justru  dicintai dalam hatinya.

 

Terlebih bagi seseorang yang mencari ilmu sebagai formalitas, sibuk pada prioritas nafsu dan prestasi keduniawian.

 

ايها الولد، النصيحة سهلة والمشكل قبولها، لانها في مذاق متبعي الهوى مرة. اذ المناهي محبوبة في قلوبهم، وعلى الخصوص لمن كان طالب العلم الرسمي ومشتغلا في فضل النفس ومناقب الدنيا.

Ia meyakini bahwa keselamatan dan kebahagiaannya hanya dengan ilmu saja tanpa  perlu mengamalkan.

Yang demikian itu merupakan keyakinan para filosof.

( Maha Suci Allah Yang Maha Agung).

 

Orang yang terbujuk ini tidak mengerti bahwa saat ia memperoleh ilmu tanpa diamalkan terdapat dalil yang kuat seperti sabda Rosululloh SAW:

 

Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari qiyamat adalah orang yang mempunyai ilmu yang ilmunya tidak diberi kemanfaatan oleh Allah.

 

فانه يحسب ان العلم المجرد له سيكون نجاته وخلاصه فيه. وانه مستغن عن العمل وهذا اعتقاد الفلاسفة سبحان الله العظيم- لا يعلم هذا المغرور انه حين حصل العلم اذا لم يعمل به تكون الحجة عليه آكد كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم- : اشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينفعه الله بعلمه.

Saudaraku yang di rohmati Alloh, dari penjelasan Imam Ghozali di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa kiranya ilmu yang sudah kita terima dari Alloh ini senyatanya selain sebagai anugrah yang tak terhingga, di sisi lain keberadaan ilmu ini juga merupakan tanggungjawab yang harus kita tunaikan dalam bentuk pelaksanaan dalam kehidupan kita di dunia ini.

 

Kenapa demikian ? Hal ini semata-mata sebagai wujud tanggungjawab sebagai orang yang berilmu dan diharap bisa menjadi Uswatun hasanah bagi para murid dan ummat muslim secara keseluruhan.

 

Satu contoh sederhana, manakala dalam satu kesempatan sang ustadz menerangkan panjang lebar tentang keutamaan shodaqoh/zakat/wakaf, namun dalam dalam kesempatan yang lain sang ustadz terlihat enggan melaksakan hal itu, manakala kesempatan memungkinkan untuk melaksanakan.

 

Dari sekilas contoh diatas menggambarkan bagaima sebuah ilmu yang pernah di paparkan secara panjang lebar mengalami satu penghianatan dan pemiskinan uswatun hasanah.

 

Diriwayatkan bahwa Syaikh al Junaid -qaddasa Allahu sirrahu- dimimpikan setelah wafatnya, lalu ditanyakan padanya: Apa kabar wahai Abul Qosim ?

 

 Beliau menjawab "Telah binasa ibarat-ibarat itu dan telah lenyap isyarat-isyarat itu, tidak ada yang bermanfaat bagiku kecuali rakaat-rakaat kecil di tengah malam".

 

وروي أن الجنيد قدس الله سره- رؤي في المنام بعد موته فقيل له: ما الخبر يا أبا القاسم ؟ قال: طاحت تلك العبارات وفنيت تلك الاشارات وما نفعنا الا ركيعات ركعناها في جوف الليل.

Dari kisah Syeh junaid ini mengisyaratkan bahwa sebesar dan sebanyak apapun Ilmu yang kita miliki ternyata hanya ilmu yang kita amalkan yang mempunyai arti di hadapan Alloh SWT saat kita sudah wafat menghadapnya.

 

Walaupun Rokaat rokaat kecil yang mampu kita laksanakan maka ini akan di tampakkan sebagi amal kebaikan kita di hadapan Alloh. Begitulah sebaliknya.

 

Wahai anakku, Janganlah kamu menjadi muflis (orang yang bangkrut) dari amal perbuatan dan jangan pula kosong dari ahwal[1]. Yakinlah ilmu tanpa amal tidak akan bisa membantu.

 

Hal itu dicontohkan apabila ada seorang laki-laki di tengah hutan sambil memiliki sepuluh pedang Hindia dan beberapa senjata lain sementara itu ia pun seorang yang pemberani dan ahli perang.

 

Kemudian ia disergap harimau yang besar dan ganas. Apa yang kamu pikirkan? Apakah senjata-senjata itu bisa menghalau kebuasan harimau tanpa digunakan dan dipukulkan?

 

Tentu sudah jelas bahwa senjata tersebut tidak bisa menghalau kecuali digerakkan dan ditebaskan.

 

ايها الولد، لا تكن من الاعمال مفلسا ولا من الاحوال خاليا وتيقن ان العلم المجرد لا يأخذ باليد. مثاله لو كان على رجل في برية عشرة اسياف هندية مع اسلحة اخرى وكان الرجل شجاعا واهل حرب. فحمل عليه اسد عظيم مهيب، فما ظنك؟ هل تدفع الاسلحة شره عنه بلا استعمالها وضربها؟ ومن المعلوم انها لا تدفع الا بالتحريك والضرب.

Tamsil ilmu yang tak di manfaatkan Di era milenial saat ini pun bisa di contohkan dengan banyaknya di jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari orang memegang Android namun tak banyak memberikan dampak kebaikan dalam kehidupan duniawinya. Karena banyak ilmu/fitur android yang tidak di operasikan/lakukan.

 

Keberadan Android baru sebatas untuk kemewahan gaya hidup, bukan untuk meningkatkan kwalitas hidup dalam beribadah.

 

Padahal dalam fitur android yang di sediakan banyak hal kebaikan yang bisa kita lakukan.

 

Begitulah kiranya, dalam kenyataan sehari-hari kita punya banyak khasanah keilmuan yang bisa menunjang kemudahan bagi kita untuk mengakses kebaikan dunia dan ahirat, namun dalam kenyataannya tak banyak fitur ilmu yang kita punyai itu kita operasikan.

 

Begitu juga apabila seseorang membaca, mengkaji 100.000 masalah keilmuan tanpa dipraktekan, maka semua itu tidak akan memberi manfaat sampai ilmu itu diamalkan.

 

Sebagai contoh lagi jika seseorang terkena demam dan penyakit empedu (penyakit kuning) yang obatnya adalah dengan tumbuhan sakanjabin dan kaskab maka ia tidak akan sembuh kecuali dengan mengkonsumsi keduanya.

 

فكذا لو قرأ رجل مائة الف مسألة علمية وتعلمها ولم يعمل بها لا تفيد الا بالعمل. ومثله ايضا لو كان لرجل حرارة ومرض صفراوي يكون علاجه بالسكنجبين والكشكب فلا يحصل البرء الا باستعمالهما.

Jika engkau menakar 2000 kati arak, hal itu tidak akan menjadikanmu mabuk ketika kau tidak meminumnya.

كرمي دو هزار رطل همي يمائي * تامي نخورى نباشدت شيدائي.[2]

 

Termasuk dalam menghadapi kemaksiatan, manakala protek ilmu yang kita terapkan ini benar-benar di amalkan maka seribu kemaksiatan yang ada di hadapan kita tidak akan mampu menembus benteng keimanan.

 

Karena realisasi atau pelaksanaan dari mencegah kemungkaran ini adalah an-nahyu (Mencegah).

 

Wallahu Alam Bisshawaab

 

Pemateri: De Badruns.

1. Pengasuh Di MATAWALI Jipangulu

2. Katib Syuriyah MWCNU Margomulyo.

3. Ketua FKPAI KUA Margomulyo.

4. Ketua MUI Kec. Margomulyo.

 

Kamis, Februari 03, 2022

Keutamaan Dzikir dan Tiga Kalimat yang Dicintai Allah SWT

Pendahuluan

Dzikir merupakan ibadah yang sangat mulia dalam Islam, di mana seorang hamba mengingat Allah SWT melalui ucapan dan hati. Dzikir adalah kunci ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup di dunia, serta menjadi bekal untuk kesejahteraan di akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk selalu berdzikir, menunjukkan betapa pentingnya amalan ini bagi setiap Muslim.

Berzikir secara konsisten membantu seorang Muslim terhindar dari sifat sombong dan takabur, karena dzikir mengingatkan kita pada kelemahan diri di hadapan kebesaran Allah. Amalan ini dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, kecuali di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kesucian, seperti kamar mandi.

Keutamaan Dzikir dalam Islam
Dzikir bukan hanya ibadah yang disukai Allah SWT, tetapi juga memiliki berbagai keutamaan yang tidak ternilai. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk melafalkan berbagai bentuk dzikir yang memiliki pahala besar. Berikut ini adalah tiga jenis dzikir yang paling dicintai Allah SWT berdasarkan hadits Nabi SAW:

1. Dzikir Dua Kalimat

Kalimat pertama yang sangat dicintai oleh Allah SWT adalah "Subhanallahi wa bihamdihi" (Mahasuci Allah dan segala puji hanya bagi-Nya).

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Dzarr al-Ghifari:
"Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah (Subhanallahi wa bihamdihi).”

Dzikir ini memiliki keutamaan luar biasa, bahkan lebih agung daripada emas yang diinfaqkan di jalan Allah. Rasulullah SAW juga bersabda bahwa siapa yang melafalkannya dengan ikhlas akan memperoleh pahala besar yang melampaui nilai duniawi. Amalan ini menggabungkan pujian kepada Allah dengan pengagungan atas kesucian-Nya.

2. Dzikir Empat Kalimat

Empat kalimat dzikir berikut adalah:

  • Subhanallah (Mahasuci Allah),
  • Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah),
  • Laa ilaha illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah),
  • Allahu akbar (Allah Mahabesar).

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Samurah bin Jundab, Rasulullah SAW bersabda:
"Kalimat yang paling dicintai Allah Ta’ala ada empat. Tidak ada salahnya bagimu untuk memulainya dari kalimat yang mana."

Keempat kalimat ini memiliki kedudukan yang istimewa karena mencakup pujian, pengesaan, dan pengagungan Allah SWT. Kalimat-kalimat ini juga menjadi pelindung dari api neraka di hari kiamat, serta mendatangkan keberkahan bagi orang yang senantiasa melafalkannya.

3. Dzikir Paling Utama

Di antara semua dzikir, kalimat "Laa ilaha illallah" (Tiada Tuhan selain Allah) adalah yang paling utama. Kalimat ini mengandung makna tauhid, yakni keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang layak disembah dan diminta pertolongan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
"Dzikir yang paling utama adalah (Laa ilaha illallah)."

Melafalkan kalimat ini menguatkan keimanan seseorang dan menjadi penghapus dosa-dosa, selama dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan.

Kisah Hikmah Ulama tentang Keutamaan Dzikir

Para ulama salaf dan tokoh-tokoh Islam sering memberikan teladan yang luar biasa tentang keutamaan dzikir. Melalui kisah-kisah mereka, kita dapat mengambil pelajaran untuk memperkuat kecintaan kita kepada Allah SWT dan istiqamah dalam berdzikir. Berikut adalah beberapa kisah inspiratif yang relevan dengan pembahasan dzikir:

1. Dzikir yang Menghidupkan Hati

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengisahkan seorang sufi besar, Hasan Al-Bashri, yang dikenal memiliki hati yang lembut karena dzikir yang terus-menerus.

Suatu ketika, Hasan Al-Bashri ditanya oleh muridnya, “Wahai guruku, apa yang membuat hatimu begitu tenang dalam menghadapi ujian hidup?”
Hasan Al-Bashri menjawab, “Hati yang selalu ingat kepada Allah akan terlindungi dari kegelisahan dunia. Ketika seseorang melafalkan dzikir ‘Laa ilaha illallah’ dengan sepenuh hati, maka hatinya menjadi lapang, dan Allah akan mencukupi segala kebutuhannya.”

Kisah ini mengajarkan bahwa dzikir bukan hanya ibadah, tetapi juga obat bagi hati yang gundah.

2. Keutamaan Dzikir Dua Kalimat

Seorang ulama besar, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, dalam kitabnya Al-Wabil Ash-Shayyib bercerita tentang seorang ahli ibadah yang setiap pagi melafalkan dzikir “Subhanallahi wa bihamdihi” sebanyak 100 kali.

Ulama tersebut berkata, “Aku memulai hari dengan dzikir ini karena aku yakin bahwa Allah akan memberkahi waktu dan amalanku sepanjang hari.”
Ketika seorang muridnya mengikuti amalan tersebut, ia mendapati bahwa pekerjaannya menjadi lebih ringan, masalah hidupnya teratasi, dan ia merasa lebih dekat kepada Allah.

Kisah ini menjadi bukti betapa besar manfaat dzikir bagi kehidupan dunia dan akhirat.

3. Kisah Dzikir yang Menghalau Api Neraka

Dalam sebuah riwayat dari Imam An-Nawawi, terdapat seorang pemuda yang rajin membaca empat kalimat dzikir (Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illallah, Allahu akbar). Pemuda tersebut menghadapi kematian dengan senyuman.

Ketika ditanya mengapa ia terlihat tenang menjelang ajal, ia menjawab, “Aku yakin bahwa kalimat-kalimat yang aku lafalkan setiap hari akan menjadi perisai bagiku dari api neraka, sebagaimana yang dijanjikan Rasulullah SAW.”

Dan benar, pemuda itu wafat dalam keadaan husnul khatimah, dan keluarganya merasa tenang karena kesaksiannya yang selalu mengingat Allah.

4. Dzikir dan Keikhlasan Imam Syafi’i

Imam Syafi’i, seorang ulama besar, pernah mengatakan:
"Jika hatimu terasa keras dan sulit menerima nasihat, maka lembutkanlah dengan dzikir kepada Allah. Sebab hati yang tidak berdzikir akan menjadi kering seperti tanah tandus yang tidak diturunkan hujan.”

Imam Syafi’i dikenal senantiasa melafalkan “Laa ilaha illallah” sepanjang malam saat menyusun kitab-kitabnya. Dzikir inilah yang memberikan kekuatan baginya untuk terus menulis karya-karya monumental bagi umat Islam.

Kesimpulan dari Kisah-kisah Ulama
Dzikir adalah ibadah yang sederhana namun memiliki dampak besar dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan melafalkan dzikir-dzikir yang dicintai Allah SWT, seorang hamba dapat mendekatkan diri kepada-Nya, memperoleh ketenangan, serta terlindungi dari sifat-sifat buruk.

Kisah para ulama menunjukkan bahwa dzikir bukan hanya kewajiban, tetapi juga cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, melembutkan hati, dan meraih keberkahan hidup. Dengan istiqamah dalam dzikir, kita dapat menghadapi berbagai tantangan hidup dengan ketenangan dan keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita.

Semoga kita dapat meneladani para ulama dalam menjadikan dzikir sebagai bagian tak terpisahkan dari hidup kita.

Mari kita istiqamah dalam berdzikir, baik di saat senang maupun susah, agar selalu menjadi hamba yang bertakwa. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk golongan yang selalu mengingat-Nya dan dicintai-Nya. Aamiin.


Sumber : http://www.redaksi9.com/2015/11/tiga-kalimat-dzikir-yang-paling.html?utm_source=facebook.com&utm_medium=social&utm_campaign=Postcron.com


Editor: DBCLVIII

Selasa, Januari 04, 2022

FATHUL ULUM

"FATHUL ULUM" adalah nama dari sebuah lembaga pendidikan yang bercorak religius (Madrasah Diniyah).

Yang di dirikan oleh hamba Alloh yang mempunyai keinginan/cita-cita menegakkan agama Alloh di muka bumi ini kususnya di Dk. jipangulu Kec. Margomulyo Kab. Bojonegoro Jawa Timur.

Yang mana jipangulu di maksut pada awal berdirinya bahkan jauh sebelum nya sangat akrab dengan yang namannya Syirik.

Hal ini terbukti dengan adanya ritual Nyekar, Suran, Nyadran dll, di tempat-tempat yang di anggap keramat oleh warga masyarakat di Dk. Jipangulu. 

Hal di atas adalah beberapa aktifitas yang sudah menjadi suatu keharusan bagi hampir semua warga, alias barang siapa yang tidak melakukannya maka Dia akan di bendu (di kutuk) oleh Mbah “Danyang Jipangulu” (katenye embah2 Biyen).

Bahkan sampai mereka berani untuk tidak makan dan berhutang kepada orang lain demi untuk memenuhi persaratan sesajen yang telah di tetapkan Oleh sang “Danyang” ( Sekali lagi katanya ) Tragiskan ??????????????.

Sejahat itukah Mbah “Danyang” kepada Cu2nye he…he…he????????????

Berkah Rohmat Alloh SWT, Ahirnya Alloh menggerakkan sekaligus memberikan hidayah kepada seorang hambanya untuk mengasah Ilmu Agama, dengan Satu Harapan kelak di kemudian hari dapat untuk menyibak kegelapan yang menyelimuti Qolbu mahluq-mahluqnya yang berada di Jagad jipangulu.

Sampailah hamba Alloh tersebut di sebuah Lembaga Pendidikan Agama Yang beada di desa Nglingi Kec. Ngasem Kab. Bojonegoro yang merupakan awal bagi hamba Alloh tersebut untuk membersihkan diri dari noda-noda syirik, atas jasa seseorang yang bernama Bpk. Nuruddin.

Setelah beberaba waktu, Modal dasar pengetahuan Agama di dapatkan dari “Assakuriyah” di bawah Asuuhan beberapa Kiyai yang ‘Alim di Antaranya K.H Misbah Syakur, K.H. Marzuqi Syakur, K. Mahfudz Tasmiran dan beberapa kiyai yang lain yang tidak bisa kami sebutkan di sini.

Alloh mempunyai ketetapan lain Untuk Hambanya tersebut.

Pesantren Darus Salam Dk. Jajar Ds. Sumber Gayam Kec. Durenan Kab. Trenggalek Jawa Timur, Di Asrama Al-Firdaus F4.

Lagi-lagi Alloh menempa hambanya tadi dengan berbagai Ilmu Agama Di bawah asuhan syaihinal kirom K.H. Ahmad Yunus wa ahli baitihi wa minha al-Karim Gus Fahrur Rozi Nafa’anallohu bihim wa bi ‘ulumihim fi daroin amin beserta maasyirol asatid khususon My faforit teacher Bpk. Ust. Imam Muhtar n Bpk. Ust. Romdhon.

Dalam Rentang waktu yang tidak terlalu lama lagi-lagi ketetapan Alloh tak dapat terjangkau Oleh logika manusia.

Pesantren Kwagean “FATHUL ULUM” Kec. Pare Kab. Kediri Jawa Timur dengan Kiyainya yang terkenal K.H. Abdul Hanan Ma’sum menjadi sasana penggemblengan hambanya yang masih dungu dan bebal itu.

Dan ternyata di situlah Hamba Alloh tersebut Mulai dapat “NGGALIH ROSO” menemukan jati diri dari balik untaian mutiara hikmah dari wejangan-wejangan Kiyai Hanan.

Dalam tempo yang tak terlalu lama kurang lebih dua tahun Ahirnya perubahan ketetapan Alloh mulai berlaku lagi.

Jeritan warga Jipangulu yang terbalut oleh kesombongan dan keangkuhan Syirik, Memanggil hamba Alloh untuk memberikan seberkas sinar terang guna mengusir kegelapan yang menyelimuti Jiwa Dan Raga mereka.

Senin, Januari 03, 2022

ILMU SOSIAL

Oleh Kang Badruns

I. PEMBUKAAN
A. Ilmu-ilmu sosial Ilmu sosial mempelajari aspek manusiawi dari dunia ini, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia, mulai dari tingkah lakunya, bahasanya, pendidikannya dsb (tapi tidak termasuk kesehatan dan tubuh manusia, karena itu masuk dalam kategori ilmu kedokteran).


a) Obyek Kajian Ilmu-ilmu Sosial
Bidang-bidang studi yang oleh Barat disebut ilmu-ilmu sosial mencakup lima bidang studi: sosiologi, antropologi, ilmu-ilmu politik, ilmu ekonomi, dan ilmu sejarah.

Selain itu ada pula bidang studi yang menduduki tingkatan ganda yaitu ilmu bumi dan ilmu jiwa. Manakala ilmu bumi berprakarsa membantu ilmu-ilmu sosial yang lain dengan berusaha mengadakan hubungan antara hasil-hasil penyelidikan ilmu-ilmu ini dengan tempat, ia menjadi ilmu sosial baru, dan dinamakan ilmu bumi masyarakat, manusia, politik, ekonomi, sejarah atau budaya.

Sementara itu ilmu bumi berarti studi mengenai bumi seperti ditunjukkan oleh asal kata itu. Ia diklasifikasikan ke dalam ilmu-ilmu alam. Ilmu bumi dalam kategori ini disebut dengan Geografi (Ilmu Bumi).

Keadaan yang sama juga berlaku untuk ilmu jiwa. Ketika mempelajari pribadi-pribadi ilmu jiwa diklasifikasikan dalam ilmu-ilmu alam; tetapi apabila mempelajari kelompok, maka ia termasuk dalam ilmu sosial dan dinamakan ilmu jiwa sosial.

Dan di dalam makalah ini kami mencoba menyajikan tiga dari keseluruhan obyek kajian ilmu-ilmu sosial diatas; yakni sosiologi, Antropologi, dan Geografi.

Bidang-bidang studi ini telah berkembang dengan pesat di Barat, namun demikian motif-motif yang yang membawa pertumbuhan dan suksesnya ilmu-ilmu tersebut berawal lebih dari dua abad yang lalu, Penganut aliran rasionalis telah membangun sebuah sistem pemikiran yang berusaha memberi pondasi kembali kepada kebudayaan Barat masehi berdasar rasio.

II. PEMBAHASAN
A. Sosiologi 
Sosiologi adalah salah satu cabang dari social sciences, atau ilmu-ilmu sosial. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia, jadi hanya satu bagian dari ilmu sosial. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Ilmu_sosial

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat.

Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.

Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte.

Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis.

Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita.

Diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophies Positive” karangan August Comte (1798-1857).

Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.

Dalam buku itu, Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis.

Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat.

Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. 

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.

Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).

Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.

Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.

A.1. Pokok bahasan sosiologi
Fakta sosial
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.

Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar.

Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

Tindakan sosial.
Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. 

Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

Khayalan sosiologis
Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.

Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.

Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues.

Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. 

Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble.

Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi.

Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

Realitas sosial
Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga.

Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

A.2. Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
a) Perkembangan pada abad pencerahan Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja.

Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas.

Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya.

Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini.

Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

b) Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan
Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M.

Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis.

Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia.

Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat

B. 2. Gejolak abad revolusi
Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak.

Bangasawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata.

Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. 

Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah. Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas.

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis.

Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan.

Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat.

Artinya : Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.

Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

B. 4. Kelahiran sosiologi modern
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain.

Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan. Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi.

Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris).

Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.

Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

B. Geografi
Kata geografi berasal dari geo = bumi, dan graphein = mencitra.

Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”.

Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan.

Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi.

Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani). 

Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju.

Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi juga mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya. 

Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.

Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami perkembangan.

Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.

Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.

James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi.

Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.

Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu:

(1) adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal).

(2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya.

(3) Cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.

C. Antropologi
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya.

Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos.

Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.

Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. 

Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :

A. Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.

2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik. 

B. Antropologi Budaya.
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.

2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.

3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.

4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.

Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi spesialisasi.

Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sabtu, Desember 04, 2021

Ada Pelajaran dibalik Setiap Kejadian

Gambar hanya Ilustrasi
Pagi itu, matahari seakan ikut tersenyum, memberikan semangat pada Kang Qomar yang penuh gairah berangkat mengisi kajian di dusun Bandung Kalangan. Pagi yang cerah membawa langkahnya menempuh jalan berbatu hutan menuju tempat yang sudah menanti kedatangan ilmunya.

Sebagaimana biasa, Kang Qomar mempersiapkan segalanya dengan teliti: materi kajian, laptop, tripod, hingga HP sebagai kamera. Setelah semua siap, ia pun melangkah, melewati perjalanan panjang hingga akhirnya tiba di Masjid Baitul Khikmah, tempat kajian itu diadakan. Di sana, anak-anak muda IPNU dan IPPNU Kalangan, serta beberapa perwakilan dari desa tetangga, telah berkumpul, menyambutnya hangat dengan jabat tangan penuh penghormatan.

Waktu berlalu dalam canda tawa, keakraban, dan obrolan ringan yang terasa kental. Hingga akhirnya, tibalah saatnya Kang Qomar menyampaikan materi. Suasana pun menjadi khidmat, para peserta menyimak meski ada yang mencuri pandang ke ponsel mereka, atau beberapa tampak berkutat dengan kantuk yang berat.

Sekitar satu jam berlalu, materi tersampaikan dengan sempurna, dan acara pun diakhiri. Seperti biasa, sesi ramah tamah dengan para tokoh setempat menutup pertemuan mereka. Saat langit mulai meredup, Kang Qomar berpamitan untuk pulang, merasa hari itu telah menorehkan manfaat besar.

Namun, beberapa minggu setelahnya, pagi yang tenang itu tiba-tiba berubah menjadi momen tak terduga. Kang Qomar, yang tengah bersantai di aulanya, mendengar dering HP. Di ujung telepon, suara saudaranya mengabarkan, “Kang, kapan terakhir kontak dengan Bang Tegor?” Kang Qomar, yang tak merasa ada apa-apa, menjawab, “Sekitar dua minggu yang lalu.”

Sejenak hening. Lalu terdengar suara menggelegar di telinganya, “Bang Tegor positif Covid-19, Kang. Mohon Kang Qomar untuk istirahat dari kegiatan kajian dulu ya.” Berita itu membuatnya terdiam, kata-kata seolah tersangkut di tenggorokan. "Iya dek, matur suwun," jawabnya pelan, menerima kenyataan.

Hari-hari berikutnya semakin sunyi, mencekam. Berita demi berita duka mengiringi, hingga hampir setiap hari ada kabar kematian yang datang. Suasana kampung seakan berubah menjadi horor tak kasat mata, mengoyak ketenangan yang pernah ada.

Di tengah tekanan itu, Kang Qomar menyadari bahwa kini ia dan warga harus beradaptasi dengan sebuah kehidupan baru yang penuh pembatasan. Cuci tangan, masker, larangan berkerumun, semua harus dijalani. Sebagai seorang aktivis dakwah, ada perasaan berontak dalam dirinya; rasanya perjuangannya baru separuh jalan. Masih banyak yang membutuhkan ilmunya, namun jalan terasa dibendung oleh pandemi ini.

Lambat laun, perasaan memberontak itu sirna berganti kesadaran mendalam. Pandemi ini, ia sadari, bukan hanya bencana bagi kampungnya, tapi ujian yang menimpa dunia. Sebuah pesan dari Allah yang menuntut direnungi, dipahami, dan ditaati.

Kang Qomar melihat makna di balik semua aturan baru ini. Mungkin Allah ingin kita diam sejenak, meresapi kekurangan diri, belajar dari alam yang kini menyampaikan pesannya lebih jelas daripada para ulama. 

Saat ini, kita dipaksa menutup mulut dengan masker, mungkin agar kita berhenti mencaci, berhenti berkata sia-sia yang hanya menyakitkan hati saudara. Kita dilarang berkerumun, mungkin karena Allah melihat di dalam kerumunan kita, lebih banyak terjadi gunjingan daripada ibadah. Kita dipaksa menjaga jarak, mungkin sebagai tanda bahwa niat silaturahim kita selama ini perlu diperiksa ulang—apakah tulus atau sekadar misi mengungkit-ungkit harta warisan.

Dalam diamnya, Kang Qomar sadar: pandemi ini adalah kajian alami yang Allah berikan, sebagai pengingat, sebagai teguran, sebagai ruang untuk muhasabah diri. Tak ada yang lebih tepat selain mengucap syukur dan mengambil i’tibar, pelajaran yang telah Allah hamparkan di depan mata kita semua.

Kang Qomar terpekur di sudut aulanya, merenungi makna yang ia temukan di balik cobaan yang tengah melanda. Dalam hening, ia merasa Allah tengah berbicara melalui segala peristiwa yang terjadi, mengingatkan manusia yang sering kali lupa di tengah hiruk pikuk dunia. 

Seiring berjalannya waktu, Kang Qomar mulai melihat perubahan pada dirinya dan masyarakat sekitarnya. Mereka semakin disiplin dalam menjaga kesehatan, semakin peduli pada satu sama lain, bahkan semakin sadar akan pentingnya doa dan introspeksi dalam setiap langkah. Walau hati kecilnya merindukan suasana kajian dan tatap muka bersama para santri, ia menyadari bahwa tugasnya kali ini bukanlah mengajar, tapi menunjukkan keteladanan dalam menjalani ujian dengan sabar dan tawakal.

Di suatu pagi, ketika ia sedang menyusun catatan kajiannya di aula, datang beberapa santri yang merindukan bimbingan dan arahan darinya. Dengan hati-hati dan menjaga jarak, Kang Qomar berbicara kepada mereka, "Pandemi ini adalah ujian kesabaran kita. Allah menguji sejauh mana kita mampu menjaga amanah kesehatan yang telah Ia berikan."

Santri-santri itu mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk memahami pesan yang ingin disampaikan Kang Qomar. “Ingatlah, perjuangan kita tidak hanya terbatas dalam kajian dan pertemuan, tetapi juga dalam disiplin menjaga diri dan lingkungan sekitar. Kita bisa tetap berdakwah dengan cara menjaga kesehatan kita, mengedukasi yang lain, dan selalu memohon kepada Allah agar kita diberi keteguhan.”

Seiring berjalannya waktu, Kang Qomar semakin memahami bahwa ujian ini membawa pesan besar yang lebih dalam dari sekadar cobaan kesehatan. Ia merasa bahwa pandemi ini seolah memurnikan niat dan tujuan dakwahnya—bukan hanya sekadar menyampaikan ilmu, tetapi juga mempraktikkan sikap peduli dan sabar yang menjadi esensi dakwah itu sendiri. 

Ia pun berdoa dalam hatinya, "Ya Allah, jadikan kami hamba-Mu yang tabah dan mampu membaca setiap hikmah yang Engkau turunkan. Semoga kami bisa melewati ujian ini dengan tetap berada dalam petunjuk-Mu." 

Hari demi hari berlalu, dan perlahan masyarakat mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru yang mereka anggap berat pada awalnya. Kang Qomar menjadi panutan bagi masyarakat sekitar, tidak hanya karena ilmunya, tetapi karena keteladanannya dalam menghadapi pandemi ini dengan penuh ketenangan dan keyakinan.

Pandemi itu akhirnya mengubah wajah dakwah di desanya, bukan lagi soal pertemuan fisik semata, tetapi soal kekuatan iman dan solidaritas di hati tiap insan. Kang Qomar tahu, ada misi besar dari Allah di balik cobaan ini—untuk menjadikan umat yang lebih sabar, lebih peka, dan lebih peduli pada sekitar. Di akhir doanya, ia selalu berkata, "Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah atas kajian hidup yang Kau turunkan ini. Semoga kami semua dapat mengambil pelajaran dan menjadi lebih dekat pada-Mu."

#dbc