1. Berbicara hal2 yg tdk bermanfa'at.
ketahuilah sesungguhnya modal utama seorang hamba adalah waktu. Ketika di gunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan sama sekali tidak menghasilkan pahala sebagai tabungan di akhirat, maka sesungguhnya dia telah menyia-nyiakan modal utamanya.
Oleh sebab itu Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang adalah jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
2. Berlebihan dalam berbicara .
hal ini juga tidak baik dan tercela. Hal ini akan mendorong seseorang berbicara yang tidak bermanfaat dan berbicara melebihi kadar yang di butuhkan. Karena sesungguhnya orang yang mau berfikir mana yang baik, maka sangat memungkinkan dia akan berkata dengan ringkas dan padat, dan mungkin dia akan berpanjang lebar dan mengulang-ulang perkataan. Ketika maksud tujuannya sudah tercapai dengan satu kalimat saja, namun dia mengucapkan dua kalimat, maka kalimat yang kedua di anggap berlebihan, yaitu berlebihan dari apa yang di butuhkan.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“sungguh beruntung orang yang bisa menahan lisannya dari ucapan yang berlebihan dan mau menafkahkan kelebihan hartanya.”
3. Berbicara hal-hal batil.
perkataan batil adalah berbicara maksiat seperti menceritakan keadaan dan perilaku perempuan, tempat mabuk mabukan, derajat orang-orang fasiq, kesombongan orang-orang yang congkak, tanda-tanda dan perilaku mereka yang tercela. Karena sesungguhnya berbicara tentang semua itu hukumnya tidak halal.
Kebanyakan manusia senang duduk-duduk untuk ngobrol, dan pembicaraan mereka hampir tidak bisa lepas dari menggunjing orang lain dan berbicara tentang hal-hal batil. Macam-macam hal batil itu tidak mungkin di hitung karena terlalu banyak dan beraneka ragam. Oleh sebab itu, tidak ada jalan selamat dari semua itu kecuali membatasi ucapan pada hal-hal yang bermanfaat saja, yaitu hal-hal penting dalam agama atau duniawi.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“manusia yang paling besar kesalahannya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak berbicara hal yang batil.”
4. Pertengkaran dan Perdebatan.
hal ini merupakan sesuatu yang di larang.
Rasululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“janganlah salah satu dari kalian mendebat saudaranya, janganlah bergurau dengannya, dan jangan berjanji padanya kemudian engkau ingkari.”
Beliau bersabda :
“sekelompok kaum yang telah di beri hidayah tidak akan tersesat kecuali mereka di mudahkan melakukan jidal (berdebat).”
Beliau juga bersabda :
“seorang hamba tidak akan bisa menyempurnakan hakikat imannya kecuali dia meninggalkan pertengkaran dan perbedebatan walaupun di pihak yang benar.”
5. Khusumah / Permusuhan.
hal ini juga tercela dan menjadi kelanjutan dari Pertengkaran dan Perdebatan . Hakikat khushumah adalah berkata dengan mendesak guna memperoleh harta atau hal yang di maksud.
Dalam sebuah hadits di sebutkan :
“sesungguhnya lelaki yang paling di benci oleh Allah adalah yang keras kepala dan sering bermusuhan.”
6. Terlalu mendalam-dalamkan ucapan.
yaitu menfasih-fasihkan, terlalu berlebihan dalam sajak, dan mengeluarkan perkataan yang di buat-buat. Sesungguhnya hal itu termasuk sikap berlebihan yang tercela, karena seseorang hendaknya berbicara dalam setiap hal sebatas tujuannya saja. Tujuan ucapan adalah memberi pemahaman terhadap hal yang di kehendaki, kalau lebih dari itu, maka termasuk sikap berlebihan yang tercela.
7. Berkata kotor, mencela, dan ucapan pedas serta menyakitkan.
hal ini adalah sesuatu yang tercela dan di larang oleh agama. Sumber hal-hal ini adalah kotor dan jeleknya hati.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“takutlah kalian terhadap perkataan kotor karena sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai kata-kata kotor dan berkata kotor.”
Nabi shollallohu alaihi wasallam melarang para sahabat dari mencela orang-orang musyrik yang terbunuh di perang Badar.
Beliau bersabda:
“janganlah kalian mencaci mereka, karena semua itu tidak akan berdampak apa-apa pada mereka, akan tetapi kalian akan menyakiti orang-orang yang masih hidup, ingatlah bahwa ucapan jelek itu adalah hal yang di cela.”
Beliau Nabi juga bersabda :
“orang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencaci, melaknat, berbicara kotor dan berkata yang menyakitkan.”
Di riwayatkan dari beliau juga, bahwa beliau bersabda :
“sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang yang berkata kotor, berusaha berkata kotor yg suka berteriak di pasar-pasar.”
8. Melaknat .
melaknat adakalanya kepada binatang, benda tak bernyawa atau pada manusia. Melaknat pada semua itu adalah perbuatan yang tercela.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“orang mukmin bukanlah orang yang suka melaknat.”
9. Bernyanyi dan mendendangkan syair.
nyayian dan syair yang tercela adalah yang berisi perkara haram atau dorongan untuk melakukan hal haram, seperti yang berisi cerita masa muda dengan orang tertentu, berisi cacian, menyerupai perempuan, membangkitkan keinginan melakukan hal tercela, menyamai golongan pengumbar nafsu dan orang gila, serta mencurahkan waktu untuk semua itu dan hal-hal yang sesamanya. Sedangkan nyayian dan syair yang tidak berisikan hal-hal seperti diatas maka hukumnya mubah.
10. Bergurau .
yang di larang dalam hal ini adalah selalu bergurau atau berlebihan.
Adapun gurauan yang tdk berlebihan maka tidak masalah sebagaimana yang diriwayatkan bahwa Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda,
“sesungguhnya aku juga bergurau namun aku tidak pernah berkata kecuali perkara yang hak (benar).”
Ingatlah bahwa orang seperti baginda Nabi Saw mampu untuk bergurau dengan tidak mengatakan kecuali perkara yang hak. Sedangkan selain beliau biasanya ketika bergurau, maka tujuannya adalah membuat orang-orang tertawa dengan cara bagaimanapun.
Padahal sahabat Umar Ra berkata :
“barang siapa yang suka bergurau, maka dia akan di hina dan di rendahkan.”
11. Menghina dan menertawakan orang lain.
hal ini hukumnya haram.
Allah Swt berfirman dalam surat Al Hujuraat ayat 11 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik”.
12. Menyebarkan rahasia.
hal ini di larang karena ada unsur menyakiti dan ceroboh terhadap hak orang-orang yang di kenal dan para teman.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“ketika seorang lelaki menceritakan sebuah cerita kemudian dia menoleh, maka cerita itu sudah menjadi amanat.”
Rasululloh juga bersabda :
“cerita di antara kalian merupakan bentuk amanat.”
13. Janji palsu.
sesungguhnya lisan itu sangat mudah mengumbar janji namun nafsu lebih cenderung tidak suka menepatinya sehingga janji yang di ucapkan akan adalah janji palsu, dan ini termasuk dari tanda-tanda orang munafiq.
Allah Swt berfirman dalam surat Al Maa-idah ayat 1:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“janji adalah pemberian.”
Sesungguhnya Allah Swt telah memuji Nabi Isma’il As dalam kitab-Nya yang mulia dengan firman-Nya di dalam surat Maryam ayat 54 :
Artinya : “dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi”.
14. berbohong saat berkata dan bersumpah.
hal ini merupakan di antara dosa yang teramat jelek dan cacat yang teramat kotor.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“ takutlah kalian terhadap kebohongan. Sesungguhnya kebohongan akan bersama dengan perbuatan zina, keduanya berada di neraka."
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“sesungguhnya bohong adalah salah satu pintu dari pintu-pintu sifat munafik.”
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“sungguh penghianatan yang besar, jika engkau bercerita pada temanmu dan dia membenarkan ucapanmu sedangkan engkau berkata bohong padanya.”
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“ada tiga orang yang tidak akan di ajak bicara oleh Allah Swt di hari kiamat dan tidak akan di lihat dengan belas kasih oleh-Nya. Yaitu orang yang suka mengundat-undat pemberiannya, orang yang membelanjakan hartanya dengan sumpah palsu, dan orang yang menurunkan sarungnya karena sombong.”
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“barang siapa bersumpah bohong karena untuk mengambil harta orang lain tanpa alasan yang benar, maka dia akan bertemu Allah Azza wa Jalla dalam keadaan murka padanya.”
15. Menggunjing.
Allah telah mencela ini dalam al qur'an surat al hujurat ayat 12 :
artinya : " dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. "
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Setiap muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya, harta, dan kehormatannya.”
16. Menghasut / menghambur fitnah .
Allah ta'ala dalam surat al qalam ayat 11 berfirman :
artinya : " yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah "
Allah ta'ala berfirman dalam surat al humazah ayat 1 :
artinya : " kecelakaanlah bagi Setiap penghasut lagi pencela "
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Penghasut tidak akan masuk surga "
17. Perkataan orang yg mempunyai dua wajah.
yaitu orang yang mempunyai dua lisan yang mengadu domba diantara dua orang yang sedang berseteru dan bermusuhan. Dia bicara pada masing-masing dua orang itu dengan ucapan yang mengesankan pujian karena telah memusuhi dan mencela lawannya, serta berjanji akan membantu untuk mengalahkan lawannya. Ini termasuk tanda-tanda dari kemunafikan.
18. Pujian yg berlebihan.
ini termasuk larangan di sebagian keadaan.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“ketika salah satu diantara kalian memang harus memuji, maka hendaknya di mengucapkan dengan bahasa, ‘aku menyangka fulan demikian, dan aku tidak membersihkan siapapun atas Allah’.”
19. Keliru di dalam ungkapan-ungkapan yang halus.
Sebaiknya mengingatkan kesalahan-kesalahan di dalam ungkapan yang halus untuk menyampaikan maksud dari suatu perkataan dan memperingatkan agar tidak melupakan hal itu, apa lagi yang berhubungan dengan Allah Swt dan sifat-sifat-Nya.
Contohnya seperti yang di sampaikan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam :
“janganlah salah satu di antara kalian mengucapkan : apa yang di kehendaki Allah dan yang aku kehendaki ,akan tetapi hendaknya berkata : apa yang di kehendaki Allah, kemudian yang aku kehendaki .”
Semua ini karena sesungguhnya menggunakan wau athof yang menunjukkan makna bersamaan secara muthlak akan memberi pemahaman menyekutukan dan mensetarakan, dan hal ini menyalahi aturan untuk memuliakan Allah Swt.
Dalam sebuah riwayat dari Ibn Abbas rodhiyallohu anhu :
“sesungguhnya salah satu dari kalian semua telah di sekutukan sampai di sekutukan dengan anjingnya, seperti ucapan, ‘seandainya tidak ada anjing niscaya aku akan mencuri malam ini’.”
20. Pertanyaan orang2 awam tentang hal-hal yang terlalu rumit.
Di antara hak-hak orang awam adalah menyibukkan diri dengan melakukan amal sholih, hanya saja hal-hal yang tidak bermanfaat itu agak terasa ringan di hati mereka.
Orang awam terkadang merasa senang berdiskusi tentang ilmu karena syetan menipu mereka dengan menggambarkan seakan-akan dia termasuk dari ulama’ dan ahli keutamaan. syetan tidak henti-hentinya mendorong dia untuk menyenangi hal tersebut hingga terkadang tidak terasa dia telah mengucapkan hal-hal yang mengandung kekufuran.
Setiap orang yang bertanya tentang ilmu yang rumit padahal kefahamannya tidak sampai pada tingkatan tersebut, maka dia termasuk orang yang tercela.
Dalam hadits Rasululloh shollallohu alaihi wasallam melarang terlibat dalam kabar burung, menyia-nyiakan harta dan terlalu banyak bertanya.
wallohu a'lam.
Sumber : Kitab Mau'idhotul mukminin.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1481424775499973&id=100008973944400